Daerah Istimewa Yogyakarta dengan Ibukotanya Yogyakarta dikenal sebagai kota pelajar, budaya, dan wisata. Daerah Istimewa Yogyakarta yang terbagi menjadi lima wilayah kabupaten antara lain Kabupaten Kulon Progo, Kabupaten Bantul, Kabupaten Sleman, Kabupaten Gunungkidul dan Kotamadya Yogyakarta. Keseluruhan kabupaten di atas memiliki tempat-tempat wisata andalan yang menarik dan layak untuk dikunjungi oleh wisatawan baik domestik maupun mancanegara.
Laporan yang dikeluarkan World Tourism Organization (WTO), mengungkapkan adanya beberapa kecenderungan dan perkembangan baru dalam dunia kepariwisataan yang mulai muncul pada tahun 1990-an. Terlihat adanya kecenderungan masyarakat global, regional dan nasional untuk kembali ke alam (back to nature), maka minat masyarakat untuk berwisata ke tempat-tempat yang masih alami semakin besar. Minat tersebut merupakan faktor pendorong bagi berkembangnya pariwisata yang berorientasi pada lingkungan alam atau yang dikenal sebagai ekoturisme (Arida, 2009:1). Salah satu daerah tujuan wisata yang terkenal dengan wisata alamnya yang masih alami adalah Kabupaten Gunungkidul.
Kabupaten Gunungkidul terletak di ujung tenggara Kota Yogyakarta sejauh 39 km. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 1.486,36 km2 atau 46,63% dari luas wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. Wilayah Kabupaten Gunungkidul secara geografis berada pada 110021’ – 110050’ BT dan 7046’ – 8009’ LS dan merupakan dataran tinggi yang berbukit-bukit. Kabupaten Gunungkidul merupakan daerah yang istimewa karena daerah ini memiliki potensi alam yang belum dikelola secara optimal. Sebanyak ±46 pantai yang terbentang sejauh 70 km dari ujung barat sampai ujung timur dimiliki Kabupaten Gunungkidul. Diantara banyaknya pantai yang dimiliki Gunungkidul, masih banyak pantai yang berpotensi sebagai daerah tujuan wisata namun masih alami dan sepi kunjungan. Selain itu, Kabupaten Gunungkidul memiliki potensi untuk dikembangkan lebih lanjut karena tingginya jumlah kunjungan wisatawan dari tahun ke tahun.
Dari data di atas menunjukkan terjadi peningkatan kunjungan wisatawan dari tahun 2009 s.d. tahun 2012. Hal ini menandakan bahwa Kabupaten Gunungkidul layak sebagai daerah tujuan wisata unggulan dimana memiliki potensi alam yang masih belum optimal dikembangkan. Salah satu pantai yang berada di Gunungkidul dan sampai saat ini masih belum dikelola adalah Pantai Sedahan.
Pantai Sedahan terletak di Dusun Jepitu, Kecamatan Girisubo, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Untuk menuju pantai ini dibutuhkan waktu ±3 jam perjalanan dari pusat Kota Yogyakarta menggunakan kendaraan bermotor. Biaya masuk Pantai Sedahan sebesar Rp5.000,00 dan masih tergabung dengan tiket masuk Pantai Wediombo, Pantai Jungwok, Pantai Greweng, dan sekitarnya. Pantai Sedahan terletak sekitar dua kilometer di timur Pantai Wediombo.
Setelah melewati jalan berliku sepanjang Gunungkidul, wisatawan diharuskan melewati jalur tracking yang hanya bisa dilalui dengan berjalan kaki dari meeting point Pantai Wediombo. Perjalanan tracking dari meeting point menuju Pantai Sedahan memakan waktu sekitar satu jam. Jalur tracking ini sangatlah menarik minat wisatawan karena terdapat pemandangan indah selama dalam perjalanan, seperti batu karang, pemandangan hutan belantara dari atas puncak, serta perkebunan dan persawahan palawija.
Pantai Sedahan memiliki panjang ±100 meter, relatif cukup kecil dibanding pantai lain di Gunungkidul. Pantai Sedahan juga menawarkan pasir putih yang bersih dan masih terjaga dengan ombak yang relatif cukup besar. Suasana Pantai Sedahan sendiri masih sangat alami dan tenang. Di bibir pantai dihiasi karang dengan berbagai jenis biota laut yang akan terlihat saat air laut surut pada pukul 14.00 s.d. 17.00 WIB. Keelokan dan keindahan Pantai Sedahan tidak hanya itu saja karena di saat malam hari wisatawan dapat melihat plankton yang dapat menyala di bibir pantai pada pukul 18.00 s.d 21.00 WIB. Potensi Pantai Sedahan selengkapnya, dapat dibaca pada artikel di sini
Referensi :
Arida, Nyoman Sukma. 2009. Meretas Jalan Ekowisata Bali; Proses Pengembangan, Partisipasi Lokal, dan Tantangan Ekowisata di Tiga Desa Kuno Bali. Denpasar : Udayana University Press
Badan Pusat Statistik Kabupaten Gunungkidul. Gunungkidul Dalam Angka 2009-2012
Oleh : Claudio Scattarelli, Rizki Abdirrahman, dan Hannif Andy