Bertemu Para Seniman di Desa Wisata Malangan, Kabupaten Sleman
Malangan tak seperti desa wisata kebanyakan. Meski punya latar pemandangan yang apik berupa lahan pertanian, Malangan lebih mengangkat dirinya sebagai markas para seniman. Malangan adalah tempat bermain yang dikrubungi rimbun pepohonan.
Seniman pertama yang saya jumpai adalah seorang pembatik. Kami menghampiri seorang ibu yang tengah menggoreskan cairan malam pada selembar kain batik yang hampir selesai digarap. Meski sendirian, ia menikmati kesehariannya sebagai pembatik asal Malangan. Tangan-tangannya terampil memoleskan malam di ruang-ruang kain yang masih kosong.
Seniman kedua yang saya jumpai adalah seorang pembuat keris. Adalah Empu Sungkowo Harumbrodjo yang dikenal sebagai seniman penempa pamor di Malangan. Profesi ini telah dilakoni dari generasi ke generasi.
Ketenaran kerisnya sudah dimulai sejak almarhum ayahnya, Empu Jeno Harumbrodjo yang sudah menekui seni menempa pamor pada 1953. Hingga 2006, jumlah keris yang sudah dibuat berjumlah 235 buah. Beberapa pemesan keris bahkan tak hanya masyarakat Yogyakarta. Keris Empu Sungkowo telah dipesan tamu dari banyak negara. Kadang, Empu Sungkowo menerima pesanan keris untuk meningkatkan kesaktian, ada pula keris pegangan agar tak lekas lengser dari kursi jabatan.
Lawatan saya berlanjut. Kali ini juru pandu membawa saya menuju kediaman seniman pengrajin bambu di Tunggak Semi. Puluhan karyawan yang lebih banyak kaum wanita ini terbagi dalam tugas dan tanggung jawab masing-masing. Ada yang mengecat, merajut, dan sebagainya.
Ahmad Saidi, penerima penghargaan Upakarti dari Presiden Soeharto ini adalah orang yang memprakarsai berdirinya Tunggak Semi. Sejak meletusnya G30S/PKI pada 1965, pabrik tempat Saidi bekerja terpaksa harus tutup dan memutus kontrak kerja seluruh karyawan. Pengalaman panjang menjadi buruh pabrik PT LIPIN lantas tak membuat Saidi menjadi seorang pengangguran. Melalui inisiatif yang tinggi, Saidi mengumpulkan masyarakat Moyudan dan sekitarnya untuk bersama-sama menyambung hidup melalui kerajinan bambu.
Air Untuk Kehidupan di Desa Wisata Pancoh, Kabupaten Sleman
Jika sedang merindu suasana pedesaan tanpa polusi suara dan udara, datanglah menuju Desa Wisata Pancoh yang terletak di Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman. Desa dengan potensi utama berupa pertanian salak pondoh ini sangat berbeda dengan desa-desa wisata lainnya. Udara yang dingin dengan latar Gunung Merapi menjadi terapi mata dan seluruh indera yang menyegarkan.
Hanya terletak kurang dari 10 kilometer dari puncak Gunung Merapi, wisatawan akan diajak menyusur anak sungai yang sangat terjaga kelestariannya. Air sungai yang dingin dan bersih menyapu mata kaki, sesekali juga membasuh seluruh muka. Siapapun akan betah berlama-lama mendengar penjelasan juru pandu saat menyusur anak sungai.
Air untuk kehidupan. Adalah komitmen dari masyarakat Desa Wisata Pancoh untuk turut menjaga kelestarian sungai di sana. Dalam lawatan kelana desa, siapapun akan terpana melihat betapa selarasnya manusia memanfaatkan potensi alam dengan upaya pelestarian.
Menikmati Seni Pertunjukan Wayang di Desa Wisata Wayang Wukirsari, Kabupaten Bantul
Layaknya sebuah pesta rakyat, Dusun Pucung biasa sesak penyewa wahana permainan odong-odong dan pedagang kaki lima. Sementara kursi tamu masih lengang, saya bergegas masuk ruang rias sebelum datang banyak orang.
Tak ada jasa rias yang didatangkan. Para bintang pentas merias wajahnya sendiri. Saya mencoba berbaur mengikuti kesibukan di antara mereka. Muhammad Zainudin salah satunya. Pemuda yang merias wajahnya di depan cermin ini akan berganti karakter menjadi sosok punakawan Gareng.
Mengambil tajuk Gatotkaca Kalajaya, pertunjukan ini menampilkan mahakarya kreativitas masyarakat Desa Wukirsari. Awalnya saya mengira, pertunjukan akan terlihat membosankan. Namun dugaan itu tak benar. Gamelan ditabuh apik, sinden beradu merdu, cahaya lampu mulai dimainkan. Detail suara pun tak pecah dan bergema. Arsitektur pendoponya mengikuti kearifan lokal masyarakat desa. Tak sempit juga tak terlalu lapang. Luas yang pas untuk ruang berakting masyarakat desa.
Baca juga: Harapan Baru Wisata Wayang Wukirsari
Bertani di Desa Wisata Kebonagung, Kabupaten Bantul
Membajak adalah soal bagaimana para petani kita menggarap sawah. Namun pada masanya, kerbau akan diganti dengan mesin yang lebih praktis nan modern. Bilamana itu terjadi, kelak anak cucu kita tak sempat menyaksikan bagaimana kerbau dulunya dimanfaatkan tenaganya menggarap sawah. Demikian juga, kerbau akan menjadi tontonan yang hanya bisa dilihat langsung di kebun binatang, atau buku-buku kumpulan binatang.
Hal ini tidak untuk Kebonagung. Mengangkat tema sebagai desa wisata bertemakan pertanian, paket wisata membajak dan menanam padi pun bisa menjadi pilihan wisatawan. Dari sini pula saya belajar, bagaimana para orangtua kami mendapatkan uang untuk menyekolahkan para anak-anaknya.
Sebagai penutup kegiatan, Sardi (pemandu Desa Wisata Kebonagung) mengajak kami beraktivitas membajak dan menanam padi. Tentu saya girang bukan main. Dalam fantasi ini, saya akan menunggangi sepasang kerbau sembari menyeruput kopi hitam. Kemudian mengusir sekelompok burung bangau putih yang tengah asyik bersantai di pematang.
Baca juga : Bersafari ke Desa Wisata Kebonagung
Saya juga membayangkan, bagaimana rasanya ikut membajak sawah bersama orangtua sepulang sekolah, menunggangi kerbau sembari membaca buku. Ah, tentu asyik sekali rasanya.
Baca halaman selanjutnya
Aku jadi ingat ada tulisan di draf “Wayang Sodo” hahahahahaha
Sudahs elesai lama tapi belum aku posting.
ndang diposting
Cerita heritage e kok mung Kotagede? Kan isih ono Kauman, pesanggrahan, keraton, dkk… Ra terimo kih hahaha.
lha kan 10 wae. sesuk maneh lah ditulis sing luwih detail. haha. cah heritage ra terimo tenan
Yang berendem di pemandian Mudal iku menarik sekali. Hadeeh pengen langung byur rasane.
Mudal emang jos. Walaupun sedang hujan deras gini, airnya tetap bening
Jadi kangen eksplor desa wisata lagi bareng konco-konco. Terutama Kulon Progo 😀
sesuk. april rene wae
Jogja tempat next my trip saya untuk mengunjunginya. Semoga terlaksana Aamiin
Kami tunggu!