No Result
View All Result
insanwisata
  • Tentang kami
  • Catatan perjalanan
    Kampung Nelayan Tanjung Binga

    Buah Manis Pemberdayaan Kampung Berseri Astra di Bumi Malayu

    Monumen Plataran

    Mengenang Pertempuran Plataran

    Desa Tanjung Binga

    Tercurah Asa Teruntuk Tanjung Binga

    Sunset Candi Barong Yogyakarta

    Dolan Bareng Bojo Edisi Candi Barong

    Candi Kedulan Yogyakarta

    Cagar Budaya Indonesia: Menyelamatkan Warisan Peradaban Candi Kedulan

    DESA WISATA JARUM KLATEN

    Perjalanan Panjang Desa Wisata Jarum

  • Foto & Cerita
  • Portofolio
  • Kontak
  • Tentang kami
  • Catatan perjalanan
    Kampung Nelayan Tanjung Binga

    Buah Manis Pemberdayaan Kampung Berseri Astra di Bumi Malayu

    Monumen Plataran

    Mengenang Pertempuran Plataran

    Desa Tanjung Binga

    Tercurah Asa Teruntuk Tanjung Binga

    Sunset Candi Barong Yogyakarta

    Dolan Bareng Bojo Edisi Candi Barong

    Candi Kedulan Yogyakarta

    Cagar Budaya Indonesia: Menyelamatkan Warisan Peradaban Candi Kedulan

    DESA WISATA JARUM KLATEN

    Perjalanan Panjang Desa Wisata Jarum

  • Foto & Cerita
  • Portofolio
  • Kontak
No Result
View All Result
insanwisata

Ekowisata Kalitalang dan Ingatan Masa Kecil

by Hannif Andy Al - Anshori
Juli 8, 2018
5 min read
17

Bocah kecil itu merengek pada ayahnya. Hari itu, ayahnya telah berjanji untuk mengajaknya berwisata. Keluarga kecil yang jauh dari sosok ibu ini kerapkali menghabiskan libur pekan di luar rumah. Kadang bermain ke candi, pemandian umum, kadang pula hanya berkeliling kota sembari menyantap jajanan.

Tapi tidak pagi itu. Ayahnya membawa ke suatu tempat yang sangat tinggi. Tempat baru yang sangat jauh dari keramaian. Tempat yang sangat dekat dari jangkauan mata saat ia pertama kali membuka pintu rumah dan bertanya pada diri, “Berapa lama aku bisa sampai ke sana?”.

Ia mulai memanjatkan doa dengan lantang, kemudian memeluk kencang pinggang ayahnya. Motor tua yang dibeli ayahnya sejak tahun 90an semakin bersuara berat. Knalpotnya terus mengeluarkan kepulan asap yang tak kalah mengganggunya dengan debu-debu aspal berlubang. Klakson yang soak terus dipencetnya saat berusaha menyalip truk pengangkut material. Semakin tinggi jalanannya, semakin kuat ia memeluk pinggang ayahnya.

Bocah kecil itu sontak melompat. Bola matanya ikut membesar saat ia menatap pemandangan yang tersaji di depannya. Pemandangan yang biasa ia gambar dan lukis lewat kelas kesenian yang diberikan gurunya kini terpandang jelas di depan mata. Ia telah sampai pada tempat yang sangat tinggi untuk pertama kali, di mana Gunung Merapi terlihat sangat jelas sekali.

Ekowisata Kalitalang Klaten
Gunung Merapi adalah gunung berapi di bagian tengah Pulau Jawa dan merupakan salah satu gunung api teraktif di Indonesia. Foto ini diambil menggunakan lensa Olympuss 40-150mm.

****

Bayangan tentang masa kecil itu tiba-tiba terkenang manakala saya sedang bertandang ke Kalitalang, Balerante. Tempat yang sangat dekat dengan Gunung Merapi ini berhasil memberi ruang pada saya untuk bernostalgia dan merawat ingatan masa kecil.

Berwisata dulunya adalah cara menikmati liburan bagi kaum yang berpunya saja. Tapi tidak bagi keluarga kami yang hidup secara pas-pasan. Sebagaimana seorang ayah yang selalu ingin mengedukasi anaknya. Ayah selalu menghadiahi saya tentang tempat-tempat baru yang jauh dari pemborosan uang. Entah bagaimana cara ia bisa sampai ke sana, bukan atas mengandalkan peta atau membaca petunjuk di internet. Bahkan sampai sekarang –yang saya tahu– ayah masih menyimpan rute-rute perjalanan menarik ke suatu tempat yang belum diketahui ketiga anaknya.

Kegandrungan pada wisata alam sudah tumbuh sejak saya masih duduk di bangku sekolah dasar. Sosok ayah adalah pemandu terbaik yang tak pernah berat kaki membawa ketiga anaknya melancong ke tempat-tempat baru.

Meski tak pernah ada bumbu dalam ceritanya, Ayah berhasil membuat putra sulungnya ketagihan bertualang. Pun Ayah bukan tipe yang pandai dan suka bercerita. Ia selalu memberi kesempatan pada anaknya untuk bertanya dan berimajinasi tentang apa yang ia lihat dan rasakan.

Berdiri sangat dekat dengan Merapi

Saya berdiri sangat dekat dengan Merapi. Hasil muntahannya meninggalkan jejak yang sangat jelas dari sini. Meski kadang terlihat menakutkan karena aktivitas vulkaniknya, Merapi telah menjadi daya tarik yang membuat banyak orang datang penasaran. Tapi tidak pagi itu. Kalitalang masih sangat sepi.  Jangankan keramaian, satu- dua wisatawan pun tak saya temui.

Langit sangat cerah pagi itu. Tak berawan, juga tak berangin kencang. Meski datang bersama kawan, saya memilih untuk memperkaya ingatan dengan berkeliling Kalitalang sendirian. Saya terus berjalan menuruti jalan setapak yang mengantar saya lebih dekat pada Merapi.

Ekowisata Kalitalang Klaten
Ekowisata Kalitalang Klaten

Mengejar Kutilang

Jika harus bicara perkara keindahan Kalitalang. Siapapun yang datang akan berhenti pada kata ‘bagus’ dan ‘indah’. Tapi, ada sesuatu yang menarik dari perjalanan ini. Sebagai penggemar kicauan burung liar. Seringkali, saya bersama Ayah mendekati burung Kutilang (Pycnonotus aurigaster) yang bernyanyi dan bertengger di pepohonan. Dan kejadian itu berulang. Selama di Kalitalang, saya terus mengejar suara burung Kutilang yang berpindah tempat. Ke manapun ia terbang, saya terus mengejarnya.

“Akhirnya dapat Kutilang”, ungkap saya pada kawan yang sedang bersantai di hammocknya. Kegirangan pagi itu sebenarnya bukan pada dokumentasi apik saya mengabadikan gambar Kutilang yang bertengger di pepohonan. Melainkan perjalanan yang mengingatkan tentang masa kecil saya bersama Ayah.

Ekowisata Kalitalang Klaten
Ekowisata Kalitalang Klaten
Burung Kutilang (Pycnonotus aurigaster) yang bernyanyi dan bertengger di pepohonan

****

Di akhir cerita. Saya sangat senang, akhirnya Klaten memiliki destinasi ekowisata di lingkar kawasan taman nasional. Ekowisata harusnya tak hanya menawarkan keindahan alam saja. Namun juga perpaduan edukasi, peran aktif masyarakat lokal, dan upaya peningkatan kesadaran lingkungan. Di sini, saya belum melihat ketiganya.

Ekowisata Kalitalang Klaten
Penambangan pasir dan batu material muntahan Gunung Merapi

Baca juga : Bertemu di Klaten

Meski masih dikemas dengan menambahkan tempat berswafoto kekinian, datanglah ke Kalitalang untuk belajar lebih banyak tentang gunung berapi dan kearifan lokal di kawasannya. Seraplah pengetahuan dan sadarilah, bahwa selain memberi rasa takut pada aktivitas vulkaniknya, Merapi memberi kehidupan bagi setiap makhluk di sekitarnya.

Semoga kelak, Kalitalang menjadi taman alam pusat belajar ekowisata di Jawa Tengah.

Lokasi : Balerante, Kemalang, Kabupaten Klaten

Ekowisata Kalitalang Klaten
Para masyarakat lokal yang masih bergantung pada alam, khususnya hutan di Kalitalang. Mereka mengambil ranting-ranting kayu untuk keperluan bahan bakar memasak.


Previous Post

Catatan Pendaki Pemula: Ke Merbabu, Apa yang Kau Cari?

Next Post

Jembatan Sesek : Memintas Jarak dan Waktu

Hannif Andy Al - Anshori

Hannif Andy Al - Anshori

Suka bertualang untuk menikmati peninggalan sejarah, budaya, dan berinteraksi dengan masyarakat lokal. Sangat senang jika bisa berbagi cerita dan informasi kepada orang lain.

Related Posts

Kampung Nelayan Tanjung Binga
Catatan perjalanan

Buah Manis Pemberdayaan Kampung Berseri Astra di Bumi Malayu

Desember 31, 2020
Monumen Plataran
Catatan perjalanan

Mengenang Pertempuran Plataran

Januari 8, 2020
Desa Tanjung Binga
Catatan perjalanan

Tercurah Asa Teruntuk Tanjung Binga

Desember 16, 2019
Sunset Candi Barong Yogyakarta
Catatan perjalanan

Dolan Bareng Bojo Edisi Candi Barong

November 23, 2019
Next Post
Jembatan Sesek Bantul

Jembatan Sesek : Memintas Jarak dan Waktu

Comments 17

  1. Avatar Elisabeth Murni says:
    3 tahun ago

    Pertama dengar nama Kalitalang saat ikutan sarasehan di Kalikuning Park, sejak saat itu jadi penasaran. Terus lihat postingan Mbak Dwi dan juga postingan ini. Berharapnya Kalitalang tetap seperti ini ya, jadi lokasi edukasi tanpa perlu banyak hiasan artifisial buat memuaskan hasrat selfie. Alami saja.

    Balas
    • insanwisata insanwisata says:
      3 tahun ago

      Yes benar Mba. Apalagi konsepnya Ekowisata. Semoga tak terlalu banyak dibuat spot selfie2 gitu.
      Harusnya jadi tempat eduwisata yang baik

      Balas
  2. Avatar deddyhuang.com says:
    3 tahun ago

    Zoom nya menggoda m.zuiko nih

    Balas
    • insanwisata insanwisata says:
      3 tahun ago

      Iya Koh. Menggoda banget. Bermanfaat sekali lensanya. Mba Satya baik banget ihhh

      Balas
  3. Avatar Rifqy Faiza Rahman says:
    3 tahun ago

    Semoga tetap seperti ini. Alami. Biarkan panca indera yang beraksi. Tanpa lagi dibubuhi sisipan-sisipan kekinian. Cukup seperti ini.

    Yang penting esensinya. Menikmati alam. Menghargai alam. Semoga Kalitalang lestari.

    Balas
    • insanwisata insanwisata says:
      3 tahun ago

      Aamiin guru. Penasehat presiden banget ki.

      Balas
  4. Avatar Nasirullah Sitam says:
    3 tahun ago

    Tiap dengar kata kalitalang, di situ dengkulku gemetaran. Membayangkan perjalalan sepedaan ke sisi lainnya di dekat sana, Klangon hahahahhahaha

    Balas
    • insanwisata insanwisata says:
      3 tahun ago

      Wah, apalagi kalau misal sepedaan ke Merbabu :p wkwkw
      Gilak aja sepedaan ke Kalitalang. Aku emoh 😀

      Balas
  5. Avatar Gallant says:
    3 tahun ago

    Gilak. Ki mesti seger banget udarane ning kono.

    Balas
    • insanwisata insanwisata says:
      3 tahun ago

      banget segere

      Balas
  6. Avatar Endah Kurnia Wirawati says:
    3 tahun ago

    Baru tau ada daerah kalitalang yang bisa buat menikmati pemandangan gunung Merapi di Kejauhan. Keren euy.
    semoga ekowisata Kalitalang ini bisa ikut terkenal dan meningkatkan taraf hidup masyarakat sekitarnya ya.

    Balas
    • insanwisata insanwisata says:
      3 tahun ago

      Yups. Aamiin. Semoga demikian.
      Tempatnya asik ini, mari mampir!

      Balas
  7. insanwisata insanwisata says:
    3 tahun ago

    iya mas. aku juga berharap tetap alami tanpa ditambah bumbu spot selfie. dikemas eko-trip sebenarnya menarik. Namun nampaknya pengelola belum ke arah sana.

    Balas
  8. Avatar anno says:
    3 tahun ago

    makin rame sekarang ya..
    yg sebelum kalilatang itu ada makam kan?

    Balas
    • insanwisata insanwisata says:
      3 tahun ago

      aku malah ndak tau om kalau ada makam. sebelah mananya kah?

      Balas
  9. Avatar Mahrus says:
    1 tahun ago

    baru sekali kesini…harga sederhana tapi pengalaman istimewa

    Balas
    • insanwisata insanwisata says:
      1 tahun ago

      Wah, saya sudah dua kali ke sini mas

      Balas

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

© 2019 a storyteller

No Result
View All Result
  • Tentang kami
  • Catatan perjalanan
  • Foto & Cerita
  • Portofolio
  • Kontak

© 2019 a storyteller