Apabila mengamati rangkaian data statistik pariwisata di Indonesia, kita dapat cepat menyimpulkan bahwa sumbangan sektor pariwisata terhadap perolehan devisa dan penciptaan lapangan kerja cukup signifikan. Bahkan, organisasi internasional seperti Bank Dunia, Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB), dan World Tourism Organization (WTO) telah mengakui bahwa pariwisata merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, terutama yang menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Berkembangnya peradaban manusia tidak hanya membuat seseorang memerlukan kebutuhan primer dan sekunder. Kebutuhan bersantai atau berlibur telah menjadi kebutuhan yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia modern.
Dalam visi misinya, Jokowi–JK mencanangkan sasaran wisatawan mancanegara mencapai 20 juta di tahun 2019. Pada hakikatnya, dengan melihat kondisi Indonesia sebagai negara kepulauan dengan beragam potensi daya tarik wisata ini, mewujudkan target pemerintah yang dibilang cukup berani ini tidaklah semudah membalikkan telapak tangan.
Indonesia memiliki keanekaragaman kekayaan yang dijadikan potensi dalam pengembangan pariwisata. Berikut ini adalah beberapa keunggulan Indonesia yang dihimpun dari berbagai sumber.
- Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri atas 17.504 pulau (termasuk 9.634 pulau yang belum diberi nama dan 6.000 pulau yang tidak berpenghuni). Di antara pulau-pulau tersebut, tiga dari enam pulau terbesar di dunia ada di Indonesia, yaitu Kalimantan (pulau terbesar ketiga di dunia dengan luas 539.460 km2), Sumatera (473.606 km2), dan Papua (421.981 km2).
- Indonesia adalah negara maritim terbesar di dunia dengan perairan seluas 93.000 km2 dan panjang pantai sekitar 81.000 km2 atau hampir 25% panjang pantai di dunia.
- Dalam spesies ikan, Indonesia mempunyai spesies ikan hiu terbanyak di dunia, yaitu sebanyak 150 spesies.
- Indonesia merupakan negara megabiodiversity kedua di dunia. Sebagai salah satu contoh, Indonesia memiliki biodiversity anggrek terbesar di dunia (6.000 jenis anggrek), dari yang terbesar seperti Anggrek Macan (Grammatophyllum speciosum) sampai yang terkecil, termasuk anggrek hitam yang langka dan hanya terdapat di Papua.
- Dalam hal kekayaan fauna, terdapat binatang purba yang masih hidup, komodo, yang merupakan kadal terbesar dan satu-satunya di dunia dengan panjang yang mencapai tiga meter dan beratnya dapat mencapai 90 kilogram, yang terdapat di Pulau Komodo Nusa Tenggara Timur.
- Kekayaan alam bawah lautnya yang juga tidak kalah menarik. Alam bawah laut Wakatobi (Sulawesi Tenggara) memiliki 750 spesies karang dari 850 spesies yang ada di dunia. Dibandingkan dengan Red Sea yang hanya memiliki 200 spesies dan Karibia yang hanya memiliki 70 spesies. Bahkan negara Indonesia terkenal dengan kawasan pusat segitiga terumbu karang (The Coral Triangle).
Dari beberapa potensi yang telah disebutkan di atas, Menteri Kelautan dan Perikanan juga ikut andil dalam melakukan upaya konservasi. Terlihat dalam peraturan No.30/MEN/2010 tentang Rencana Pengelolaan dan Zonasi Kawasan Konservasi Perairan yang mengatur bagaimana melakukan upaya-upaya konservasi berkelanjutan bagi satu kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil. Salah satu upaya yang dapat dikembangkan dalam lingkup pengelolaan kawasan konservasi adalah pengembangan industri wisata bahari.
Devisa dari sektor pariwisata Indonesia pada tahun 2013 telah mencapai 10 miliar dolar AS. Dari angka tersebut pariwisata bahari menyumbang sekitar 30 persen atau setara dengan 3 miliar dolar. Angka ini masih tergolong kecil jika dibandingkan dengan potensi yang ada di Indonesia.
Pengelolaan destinasi pariwisata menjadi kebutuhan yang tergolong penting. Kenyataan di lapangan, masyarakat dan pemerintah sebenarnya sudah ada yang menerapkan tahapan-tahapan yang bersifat terpadu (perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan evaluasi), ditambah lagi dengan memanfaatkan pranata sosial kemasyarakatan dan pranata budaya yang ada di masing-masing lokasi pengembangan pariwisata. Pengelolaan destinasi pariwisata perlu mendapat penanganan yang serius. Harapannya adalah hadirnya destinasi pariwisata yang memberikan manfaat secara berkelanjutan dari sisi budaya, lingkungan, dan ekonomi.
Untuk mencapai kebermanfaatan dan keberlanjutan seperti yang telah disebutkan di atas, diperlukan komitmen bersama dalam meningkatkan kualitas pengalaman wisatawan di destinasi pariwisata, pengembangan sumber daya manusia, pelibatan masyarakat lokal, sosial mapping dan menentukan target pasar, menghindari dampak negatif terhadap masyarakat lokal dan lingkungan, menciptakan lingkungan usaha yang baik, kerja sama antar pemangku kepentingan, dan menaati peraturan yang terkait tata ruang dan zonasi.
Hal yang lebih penting lagi adalah kesungguhan pemerintah atau siapa pun yang terlibat dalam pengembangan pariwisata untuk menyusun kebijakan, program, dan pengelolaan pariwisata dengan konsiten agar mampu menghasilkan perubahan positif bagi kehidupan masyarakat. Selain itu, perlu diingat bahwa pariwisata merupakan fenomena yang bersifat multi-dimensional. Sebagai satu kesatuan, ia tidak dapat dipahami dari satu sisi dan perspektif. Upaya pengembangan pariwisata pada dasarnya melibatkan berbagai pihak yang berada dalam kewenangan multi sektor, seperti perhubungan, pekerjaan umum, lingkungan hidup, kelautan dan perikanan, dsb.
Setelah melihat peluang yang telah disebutkan di atas, lantas apa saja tantangan pengembangan pariwisata di Indonesia?
Referensi
Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor Per.30/MEN/2010 Tentang Rencana Pengelolaan dan Zonasi Kawasan Konservasi Perairan.
Prasiasa, Dewa Putu Oka. 2013. Destinasi Pariwisata Berbasis Masyarakat. Jakarta: Salemba Humanika.
Saya tertarik dengan tulisan anda,
Saya juga mempunyai tulisan yang sejenis mengenai Pariwisata yang bisa anda kunjungi di Informasi Pariwisata
Terimakasih atas kunjungannya