No Result
View All Result
insanwisata
  • Tentang kami
  • Konsultan
  • Catatan perjalanan
    Praktisi pariwisata dan desa wisata

    Menjadi Pengajar

    Sunrise Candi Plaosan

    #KelanaKai: Sunrise Candi Plaosan yang Kesiangan

    Desa Muncar Moncer

    Sofiyudin Achmad, Sosok di Balik Desa Muncar yang Kian Moncer

    Monumen Plataran

    Mengenang Pertempuran Plataran

    Desa Tanjung Binga

    Tercurah Asa Teruntuk Tanjung Binga

    Sunset Candi Barong Yogyakarta

    Kembali ke Candi Barong

  • Foto & Cerita
  • Portofolio
  • Kontak
  • Tentang kami
  • Konsultan
  • Catatan perjalanan
    Praktisi pariwisata dan desa wisata

    Menjadi Pengajar

    Sunrise Candi Plaosan

    #KelanaKai: Sunrise Candi Plaosan yang Kesiangan

    Desa Muncar Moncer

    Sofiyudin Achmad, Sosok di Balik Desa Muncar yang Kian Moncer

    Monumen Plataran

    Mengenang Pertempuran Plataran

    Desa Tanjung Binga

    Tercurah Asa Teruntuk Tanjung Binga

    Sunset Candi Barong Yogyakarta

    Kembali ke Candi Barong

  • Foto & Cerita
  • Portofolio
  • Kontak
No Result
View All Result
insanwisata

Menyantap Kuliner Klasik Khas Yogyakarta

by insanwisata
Maret 17, 2016
7 min read
17

Yogyakarta memang menyimpan banyak cerita! Mengapa demikian? Karena daerah istimewa ini tiada henti membuat kami terlena untuk terus mengeksplor kekayaan yang dimilikinya. Salah satunya kekayaan kuliner. Soal makan, kami sepakat Yogyakarta punya yang lezat sekaligus unik. Nuansa klasik daerah istimewa pun semakin menambah selera. Maka, di sela-sela perjalanan panjang ini, kami rangkum beberapa pilihan kuliner Yogyakarta yang menggoda. Selamat menikmati hidangannya!

Saoto Bathok Mbah Katro

Lokasinya berada di Jalan Candi Sambisari, Sleman, Yogyakarta. Dari namanya, tentu sudah ketahuan. Saoto atau soto di sini disiram ke dalam wadah yang terbuat dari batok kelapa. Semakin nikmat disantap dengan ditambah perasan jeruk nipis, kecap manis, dan sambal. Yang jadi favorit kami ialah hidangan pendamping tempe goreng dan aneka sate. Tempe yang diiris tipis-tipis digoreng kering, rasanya gurih dan renyah, apalagi setelah dicelup ke dalam kuah soto. Aneka satenya ada sate usus dan sate telur puyuh yang agak manis karena dibumbu bacem. Sebathok soto sapi berkuah bening ini harganya hanya Rp5.000,00. Tak hanya soal rasa dan penampilan, menikmati soto di gubuk bambu berlatar sawah dan Candi Sambisari pun membuat suasana semakin nyaman.

DSC00241

DSC00245

Sego Welut Bu Surani

Lokasinya berada tepat di depan Pasar Godean, Sleman, Yogyakarta. Warung yang hanya buka pada malam hari ini memanfaatkan tempat parkir motor pasar yang beroperasi pada siang hari. Bu Surani berjualan ditemani suaminya yang bertugas membuatkan teh panas untuk pembeli. Dengan sigap Bu Surani membanjiri sego putih (nasi putih) di atas piring bambu beralaskan daun pisang dengan olahan mangut welut (belut dimasak dengan kuah santan kuning) dan sambal krecek. Rasa mangut welutnya pas meskipun duri belutnya belum dibuang, serta ada rasa pedas dari sambal krecek yang kenyal. Semakin nikmat disantap dengan menu tambahan gudeg, tahu dan tempe bacem, telur ceplok, bakwan, sayur lodeh tempe, ayam kampung, atau mangut lele. Sepiring sego welut harganya Rp10.000,00. Meskipun sederhana, makan malam di warung Bu Surani ini tetap nikmat!

DSC02546

DSC02599

Gudeg Yu Sum

Lokasinya berada di Jalan Imogiri Timur Nomor 165, Bantul, Yogyakarta. Gudeg merupakan makanan khas nomor 1 di Yogyakarta. Oleh karena itu, banyak sekali warung makan yang menjajakan gudeg sebagai menu utamanya. Di antara puluhan warung gudeg, Gudeg Yu Sum memiliki keunikan tersendiri. Warung ini menyajikan gudeg kering dengan ciri khasnya yang berwarna coklat kemerahan. Sambal kreceknya pun dibumbui pedas. Dibubuhi juga dengan cabai rawit segar yang menambah sensasi pedas. Pilihan lauknya ada ayam kampung potong dan suwir, tahu, tempe, serta telur bebek bacem. Yang membuat Gudeg Yu Sum semakin klasik ialah proses memasaknya yang masih menggunakan kayu bakar. Selain hidangannya yang lezat, warung yang menempati bangunan pendopo terbuka ini pun suasananya semilir. Harga sepiring nasi gudeg dengan aneka lauknya pun beragam, mulai dari Rp11.000,00 sampai Rp25.000,00. Tak hanya bisa dinikmati langsung di tempatnya, gudeg kering yang lebih tahan lama ini juga cocok jadi oleh-oleh dengan pengemasan kendi dan kardus.

DSC04149

DSC04140

Sate Klathak Pak Pong

Lokasinya berada di Jalan Imogiri Timur Km 7 atau Jalan Stadion Sultan Agung, Bantul, Yogyakarta. Kedai sate klathak milik Pak Pong ini memang yang paling terkenal di seantero Bantul, bahkan Yogyakarta. Yang membuat unik sate kambing ini ialah tusukannya yang berupa jeruji sepeda. Tujuannya agar sate cepat matang karena besi merupakan penghantar panas. Dinamakan sate klathak karena saat dibakar terdengar suara “klathak klathak”. Tak perlu bumbu macam-macam, sate klathak sudah gurih dibalur bumbu campuran bawang putih dan garam sebelum dibakar. Semakin nikmat disantap dengan dibanjiri sambal kecap dan kuah tongseng. Menu di Sate Klathak Pak Pong harganya berkisar Rp20.000,00. Melahap sepiring nasi dan dua tusuk sate klathak pun langsung kenyang!

_MG_0247

DSC06164

Mangut Lele 

Lokasinya berada di dekat Kampus ISI, Bantul, Yogyakarta. Menyantap mangut lele di sini langsung bersandingan dengan dapur Si Simbah. Lele diambil langsung dari panci besar tempat dimasaknya, terendam kuah mangut yang pedas. Tak lupa, Simbah juga membubuhi petai di atas mangut agar aromanya lebih merangsang selera makan. Nasi mangut lele yang pedas ini lebih nikmat disantap dengan gudeg yang manis dan oseng-oseng daun pepaya yang diolah dengan baik oleh Simbah, sehingga pahitnya hilang. Melahapnya selagi panas memang paling mantap, ditambah kerupuk yang membuat momen makan semakin sedap. Sepiring nasi mangut lele beserta sayur harganya sekitar Rp15.000,00. Cara memasaknya yang tradisional menggunakan kayu bakar dan arang semakin menambah nuansa klasik makan di rumah ini.

DSC03092

DSC03096

DSC03143

Soto Pak Marto Tamansari

Lokasinya berada di Jalan Mayor Jenderal S. Parman Nomor 44, Tamansari, Yogyakarta. Kabarnya, soto ini yang paling melegenda di Yogyakarta. Benar saja, kami yang datang jam 8 pagi pun hampir tak kebagian tempat duduk. Bangunan warung di sisi jembatan ini pun telah tertutup mobil dan motor yang parkir berjejer. Soto daging sapi ini tak jauh berbeda dengan soto lainnya. Namun, yang membuat cita rasanya dirindukan orang-orang–termasuk kami–berasal dari kecapnya. Kecap Ayam Jago namanya. Botolnya unik, seunik namanya. Semangkuk soto harganya sekitar Rp10.000,00. Semakin nikmat disantap dengan iso dan babat yang dibeli terpisah.

DSC01550

DSC01562

Angkringan KR (Kedaulatan Rakyat)

Lokasinya berada di Jalan Mangkubumi, tepatnya di emperan kantor Kedaulatan Rakyat. Angkringan yang tak pernah sepi ini memang asyik sekali untuk menghabiskan waktu bersama teman. Yang dijajakan tentu saja menu khas angkringan, seperti nasi kucing dengan berbagai variasi sambal dan lauk, aneka sate, serta gorengan. Menu di angkringan ini harganya rata-rata Rp3.000,00. Duduk lesehan sembari menikmati nasi kucing di jantung Kota Yogyakarta itu amat klasik, bukan? Belum lagi ketika musik jalanan turut meramaikan malam kami. Alunannya membawa kami pada suasana Yogyakarta yang amat romantis nan menyejukkan.

DSC03501

DSC03506

DSC03513

Oseng-Oseng Mercon Bu Narti

Lokasinya berada di Jalan KHA Dahlan, tepatnya di kawasan RS PKU Muhammadiyah. Dinamakan “mercon” karena masakan Bu Narti ini rasanya super pedas! Oseng-oseng mercon ini komposisinya kikil, gajih, tulang muda, dan kulit sapi. Kemudian dibumbui dengan berkilo-kilo gram cabai rawit yang membuat sensasi pedas bak mercon yang meledak di dalam mulut. Penampilannya yang berminyak menandakan makanan ini amat berlemak. Melahapnya dengan nasi panas di malam hari sungguh nikmat. Meskipun pedasnya tak karuan, tetap menantang untuk dihabiskan. Seporsi oseng mercon dan nasi harganya Rp15.000,00. Katanya, pada malam Minggu Bu Narti melipatgandakan takaran cabai ketika memasak oseng mercon. Berani coba?

DSC03489

DSC03490

Bakmi Jowo Mbah Gito

Lokasinya berada di Jalan Nyi Ageng Nis, Kotagede, Yogyakarta. Tempat ini favorit kami! Selain menu bakmi jawa yang super lezat, kami juga betah berlama-lama berada di warungnya yang didesain menarik khas Jawa. Kami pun sempat bertemu pemilik warung, Mbah Gito. Ia bercerita bahwa tanah tempat berdirinya Bakmi Mbah Gito dulunya adalah kandang sapi. Kemudian ia menjual sapinya dan memilih meraup keuntungan dari berjualan bakmi. Interiornya yang didominasi kayu dan bambu memang masih meninggalkan kesan sebagai kandang sepi, namun menjadi apik dengan dihiasi lampu gantung berlampu kuning. Seluruh pegawai yang mengenakan lurik, pakaian tradisional jawa pun ramah kepada pengunjung. Bakminya disajikan panas dan bumbunya pas. Cabai rawit segar, kecap manis, dan garam tersedia di setiap meja. Ditambah minuman khas wedang uwuh dan teh poci yang semakin menambah kenikmatan. Sepiring bakmi jawa harganya Rp20.000,00. Pula, suasana warung ini semakin klasik kala iringan musik jawa diputar, atau wayang dan gamelan sedang dipertontonkan.

DSC04548

DSC04563

DSC04566

DSC04572

Beberapa kuliner klasik yang telah kami bagi tadi hanyalah sebagian kecil dari keberagaman kekayaan kuliner Yogyakarta. Masih banyak kuliner lainnya yang belum kami bagi, maupun kami sambangi. Untukmu yang di luar kota, jika bertandang ke Yogyakarta, sempatkan untuk mampir dan mencicipi kelezatan kulinernya, ya!

P.S : Harga yang tercantum dalam artikel berdasarkan survei bulan Maret 2016. Harga tersebut sewaktu-waktu dapat berubah ya!

Previous Post

7 Pilihan Menu Lezat ala Hot Hot Crispy (Nomor 5 Wajib Dicoba!)

Next Post

Berkeliling ke Negeri Atas Awan, Dieng

insanwisata

insanwisata

Travel Blogger

Related Posts

Taman Air Ekowisata Mudal
Catatan perjalanan

48 Jam Berkeliling Yogyakarta

Mei 16, 2019
Embung Desa Wisata Banjaroya
Catatan perjalanan

Jogja Istimewa: Dari Desa Hingga Kota Pusaka

Januari 24, 2019
Jembatan Sesek Bantul
Catatan perjalanan

Jembatan Sesek : Memintas Jarak dan Waktu

Juli 14, 2018
Embung Desa Wisata Banjaroya
Catatan perjalanan

Harmoni Pagi Desa Wisata Banjaroya

Juni 9, 2018
Next Post
Berkeliling ke Negeri Atas Awan, Dieng

Berkeliling ke Negeri Atas Awan, Dieng

Comments 17

  1. Aqied says:
    10 tahun ago

    Yaampun mas mas kuwi ncen deh eksis beud.
    Btw yg pitulasewuan di mbah gito mung gogoreng e.

    Balas
    • insanwisata says:
      10 tahun ago

      Mas e ngasih aku wedang uwuh gratis loh. Dibuatin gitu.. haha.. Aku pengen ke sini lagi e

      Balas
  2. Parahita Satiti says:
    10 tahun ago

    Aduh, ngiler lihat mangut welut karo mangut lele ne.

    Aku lemah nek karo mangut.

    Balas
    • insanwisata says:
      10 tahun ago

      Lemah pie Mba? Ga kuat? Ga nahan? Haha.. apa lagi ya yg d jogja yang melegenda tapi belum kumakan dan belum kutulis di sini?

      Balas
  3. Rifqy Faiza Rahman says:
    10 tahun ago

    Wah belum pernah nyoba semua dan baru tahu. Noted! 😀

    Balas
    • insanwisata says:
      10 tahun ago

      Yahh. udah sering ke Jogja kan mas? Berarti besok kudu mampir dan makan semuanya

      Balas
  4. cumilebay.com says:
    10 tahun ago

    Aku ngiler welot nya, jd kangen jogja

    Balas
    • insanwisata says:
      10 tahun ago

      Ayo om.. main lagi k jogja. Belum nyoba bakmi mbah gito kan ya?

      Balas
  5. Halim says:
    10 tahun ago

    Adohhh ini asli bikin ngiler… Kak, besok anter daku ke Gudeg Yu Sum ama Mangut Lele-nya yahhhh. Plisss *lap iler*

    Balas
    • insanwisata says:
      10 tahun ago

      Siap mas. Ke mangut harus mblusuk2. Mudah2an msh ingat lokasinya yak

      Balas
  6. arif rahman says:
    10 tahun ago

    Kota yang selalu ingin aku kunjungi, tapi entah kenapa selalu saja gagal. Padahal sering di ceritain sama kakak yang pernah kuliah di kota ini. Baik itu keindahannya, keramahannya, kulinernya, dan banyak lagi hal menarik lainnya.

    Balas
    • insanwisata says:
      10 tahun ago

      Semoga tahun ini bs kesampaian k sini ya mas

      Balas
  7. insanwisata says:
    10 tahun ago

    Ayok mas. Yahut nih

    Balas
  8. Iqbal Kautsar says:
    10 tahun ago

    waaah enaaak..

    kuliner yg bisa dijajal saat ke jogja di kesempatan berikutnya..

    Balas
    • insanwisata says:
      10 tahun ago

      Yokk. klinik kopi mau dureview kaga?

      Balas
  9. Budi says:
    9 tahun ago

    Saya tertarik dengan tulisan anda.

    Balas
    • insanwisata says:
      9 tahun ago

      spam link idupnya ku hapus ya. mangap 😀

      Balas

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

© 2023 a storyteller

No Result
View All Result
  • Tentang kami
  • Konsultan
  • Catatan perjalanan
  • Foto & Cerita
  • Portofolio
  • Kontak

© 2023 a storyteller