No Result
View All Result
insanwisata
  • Tentang kami
  • Konsultan
  • Catatan perjalanan
    Praktisi pariwisata dan desa wisata

    Menjadi Pengajar

    Sunrise Candi Plaosan

    #KelanaKai: Sunrise Candi Plaosan yang Kesiangan

    Desa Muncar Moncer

    Sofiyudin Achmad, Sosok di Balik Desa Muncar yang Kian Moncer

    Monumen Plataran

    Mengenang Pertempuran Plataran

    Desa Tanjung Binga

    Tercurah Asa Teruntuk Tanjung Binga

    Sunset Candi Barong Yogyakarta

    Kembali ke Candi Barong

  • Foto & Cerita
  • Portofolio
  • Kontak
  • Tentang kami
  • Konsultan
  • Catatan perjalanan
    Praktisi pariwisata dan desa wisata

    Menjadi Pengajar

    Sunrise Candi Plaosan

    #KelanaKai: Sunrise Candi Plaosan yang Kesiangan

    Desa Muncar Moncer

    Sofiyudin Achmad, Sosok di Balik Desa Muncar yang Kian Moncer

    Monumen Plataran

    Mengenang Pertempuran Plataran

    Desa Tanjung Binga

    Tercurah Asa Teruntuk Tanjung Binga

    Sunset Candi Barong Yogyakarta

    Kembali ke Candi Barong

  • Foto & Cerita
  • Portofolio
  • Kontak
No Result
View All Result
insanwisata

15 Tahun dalam Usaha Produk Kreatif Khas ‘Papua’

by Hannif Andy Al - Anshori
Oktober 21, 2014
3 min read
0

Ekonomi kreatif yang mencakup industri kreatif di berbagai negara di dunia saat ini diyakini dapat memberikan kontribusi bagi perekonomian secara signifikan. Indonesia pun mulai melihat bahwa berbagai subsektor dalam industri kreatif berpotensi untuk dikembangkan lebih lanjut karena pada dasarnya bangsa ini memiliki sumberdaya insani kreatif berupa warisan budaya, dan kearifan lokal yang kaya.

Dalam buku Pengembangan Ekonomi Kreatif Indonesia 2025 yang diterbitkan oleh Departemen Perdagangan Republik Indonesia, menyebutkan bahwa di Indonesia, peran industri kreatif dalam ekonomi Indonesia cukup signifikan dengan besar kontribusi terhadap PDB rata-rata tahun 2002 – 2006 adalah sebesar 6,3% atau setara dengan 104,6 triliun rupiah (nilai konstan) dan 152,5 triliun rupiah (nilai nominal). Industri ini telah mampu menyerap tenaga kerja rata-rata tahun 2002 – 2006 adalah sebesar 5,4 juta dengan tingkat partisipasi sebesar 5,8%.

Beruntung Yogyakarta merupakan salah satu kota yang selalu rutin mengagendakan kegiatan MICE (Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition). Pada tanggal 17 Oktober 2014, tim insanwisata berkesempatan hadir untuk melihat acara Pameran Produk Kreatif bertempat di Jogja Expo Center (JEC) yang diselenggarakan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif bersama Dinas Perindustrian dan Perdagangan Daerah. Terlihat di sana ada salah satu stand yang unik dan masih terlihat sepi dari kunjungan.

Pak Amin namanya, pemilik stand produk kreatif Papua yang berasal dari Jayapura terlihat sedang duduk menanti kunjungan dari hilir mudik penikmat stand produk kreatif.

Berapa lama menggeluti bidang produk kreatif ?

“Kurang lebih 15 tahun lamanya saya bergerak di bidang ini. Dulunya saya di Jayapura, tapi sekarang saya pindah ke Timika. Rata-rata, banyak toko penjual oleh-oleh khas Papuayang ambil barang dari saya. Seperti Sorong, Raja Ampat, Bintuni. Saat Sail Raja Ampat juga, produk saya banyak yang dipamerkan”.

Apakah punya karyawan ? Berapa banyak jumlahnya ?

“Tidak ada, hanya saya sendiri. Kadang juga dibantu saudara. Saya tidak membuat ini sendirian. Saya ambil produk ini dari masyarakat pedalaman. Kalau mau dapat barang kaya gini memang sulit. Biasanya saya mencari dari suku Asmat pedalaman, atau Wamena. Saya membeli dari mereka, dan saya yang menjualnya. Karena yang seperti ini hanya mereka yang bisa kerjakan”.

“Seperti lukisan ini. Lukisan ini hanya bisa didapat di pedalaman Wamena”. Tambah Pak Amin sambil menunjuk lukisan tua.

Kalau bicara Papua, apa potensinya?             

“Ya Papua itu banyak potensinya. Mulai dari masyarakat sampai alamnya. Di tempat saya, Timika. Jarang sekali masyarakat yang memiliki bisnis dalam bidang ini. Saya adalah satu-satunya. Kemarin banyak orang pulang dari Bintuni yang beli oleh-oleh di tempat di saya”.

“Alam Papua juga masih bagus. Papua itu juga kaya. Tapi sayang, banyak masyarakat Papua yang kena tipu. Contoh saja pertambangan yang saat ini dikelola asing”.

Kerajinan tangan atau biasa yang dikenal dengan handycraft merupakan kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi. Indonesia terkenal dengan keragaman sosio-kulturalnya. Tak jarang banyak kendala yang ditemui dalam promosi budaya Indonesia adalah kesulitan mencari pemirsa (audience). Ini disebabkan karena masih banyak diantara kita yang kurang tertarik menikmati sajian yang terlalu tradisional. Apabila dibiarkan, lama kelamaan warisan budaya tersebut akan punah karena tidak adanya regenerasi terhadap generasi muda.

Produk kreatif yang dijual oleh Pak Amin merupakan kekayaan dan hasil daripada budaya masyarakat lokal yang telah ada sejak jaman nenek moyang. Produk kerajinan yang didapat oleh Pak Amin umumnya hanya diproduksi dalam jumlah yang relatif kecil (bukan produksi massal) karena hanya didapat di kampung pedalaman seperti Asmat dan Wamena. Produk kerajinan yang dijual Pak Amin berupa gantungan kunci, koteka, tas, anyaman tikar, gelang, tulang belulang (cendrawasih dan buaya) yang diawetkan, dan produk kerajinan lainnya.

Peluang industri kreatif baik di dalam negeri maupun di luar negeri sangatlah besar. Pangsa pasar yang dijanjikan untuk industri kreatif ini masih terbuka sangat lebar, dan akan memiliki kecenderungan meningkat. Salam merajut cinta tanah air.

Narasumber : Pak Amin (Pemilik)

Previous Post

Mengenal Lebih Dekat Harfat Jaya

Next Post

Bantalan Lava di Bawah Jembatan Tua

Hannif Andy Al - Anshori

Hannif Andy Al - Anshori

Suka bertualang untuk menikmati peninggalan sejarah, budaya, dan berinteraksi dengan masyarakat lokal. Sangat senang jika bisa berbagi cerita dan informasi kepada orang lain.

Related Posts

Para Inspirasi Asian Para Games
Catatan perjalanan

Seri Foto: Para Inspirasi Asian Para Games 2018

Oktober 6, 2018
Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN)
Catatan perjalanan

Kalah Menang, Tetap Teman

September 24, 2018
Kampung Adat Woloara
Catatan perjalanan

Menziarahi Kampung Adat Lingkar Kelimutu, Ende

Agustus 29, 2018
Review Torch
Catatan perjalanan

[Review Torch] Di Balik Kenyamanan Traveling

Agustus 6, 2018
Next Post
Bantalan Lava di Bawah Jembatan Tua

Bantalan Lava di Bawah Jembatan Tua

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

© 2023 a storyteller

No Result
View All Result
  • Tentang kami
  • Konsultan
  • Catatan perjalanan
  • Foto & Cerita
  • Portofolio
  • Kontak

© 2023 a storyteller