Tegar dan Lemparan Kidal yang Titis
Datang dari cabang olahraga lain, yaitu Boccia, saya berjumpa dengan Tegar di YPAC (Yayasan Penyandang Anak Cacat) Surakarta. Atas ijin kedua pelatihnya, saya pun berkesempatan mendulang banyak pengetahuan tentang Boccia, cabang olahraga yang jarang terdengar lantaran belum ada satu tahun diperkenalkan oleh Indonesia.
Olahraga Boccia merupakan permainan melempar bola yang dirancang untuk orang-orang berkebutuhan khusus cerebral palsy. Gampangnya, permainan Boccia lebih menekankan pada ketepatan lemparan bola dalam mencapai atau mendekati target.
Cerebral palsy merupakan penyakit gangguan gerakan, otot, atau postur yang disebabkan oleh cidera atau perkembangan abnormal di otak. Dilansir dari laman hellosehat, terdapat tiga jenis cerebral palsy (CP), di antaranya adalah spastic (paling umum), dyskinetik, dan ataksik. Kebanyakan anak pengidap cerebral palsy masih dapat beraktivitas secara normal. Bahkan, banyak juga penderita cerebral palsy yang memiliki tingkat kecerdasan yang normal meskipun mengalami cacat fisik yang parah.
Terdapat tiga warna bola dalam pertandingan ini, diantaranya putih, merah, dan biru. Bola putih atau yang disebut dengan bola Jack menjadi target dalam permainan. Sedangkan bola merah dan biru adalah bola yang digunakan tim dalam bermain. Tak hanya ketepatan pada sasaran. Permainan Boccia ini juga mengandalkan strategi dalam bermain.
Saya semakin bungah ketika Sigit –pelatih Boccia– mengajak saya berkeliling sekolah. YPAC ternyata bukan saja menjadi tempat berlatih para atlet Asian Para Games 2018. Melainkan juga sekolah dan asrama bagi mereka yang berkebutuhan khusus.
Memasuki pintu masing-masing ruangannya membawa saya bernostalgia pada Buleleng, kota kelahiran saya. Ayah lah yang mengenalkan saya pada asrama siswa berkebutuhan khusus. Saban saya pulang dari sekolah, saya kerap menghabiskan waktu untuk bisa bermain badminton dan catur bersama para siswa SLB B dan C. Meski terkendala bahasa, seringkali saya bisa tertawa, bahkan saling menggoda satu sama lainnya. Ya, begitu pula saat berkeliling YPAC.

Sekolah dan yayasan ini tak hanya membagikan pengetahuan di dalam kelas saja. Namun juga mengasah keterampilan dari siswa berkebutuhan khusus berbagai daerah, seperti membatik, bermain musik, bahkan yang terlihat prestasinya adalah di bidang olahraga. Tegar salah satunya. Siswa YPAC ini memantik rasa ketertarikan saya pada cara bermainnya.
Saya memberi gelar pada Tegar sebagai pemilik lemparan kidal yang titis (tepat sasaran). Saya sebut demikian karena dari delapan atlet Boccia Indonesia yang akan berlaga di Asian Para Games nanti, hanya Tegar yang lebih banyak menggunakan tangan kirinya (kidal).
“Kalau dia mau tepat sasaran, dia pasti menggunakan tangan kiri. Tapi kalau mau menjauhkan bola lawan, dia pakai tangan kanan karena lebih kuat lemparannya,” ujar Sigit.
Baca juga : Kalah Menang, Tetap Teman


Fisik yang tak sempurna tak jadikan mereka putus asa bahkan tak berbuat apa-apa. Haruskah berlinang air mata? Tentu tidak. Menyaksikan momen berlatih tiga cabang olahraga yang akan dipertandingkan di Asian Para Games 2018 pada 6-13 Oktober ini membuat saya yakin dan bangga, bahwa akan banyak prestasi yang akan dibawa pulang guna mengharumkan nama bangsa. Mari kita saksikan langsung perhelatan akbar ini!
Tabik,
Asian Para Games disepakati menjadi ajang olahraga empat tahunan yang dibarengi dengan penyelenggaraan Asian Games di suatu negara. Asian Para Games Jakarta 2018 merupakan gelaran yang ketiga setelah Asian Para Games Guangzhou 2010 dan Incheon 2014.
Aku penasaran sama olahraga boccia, baru aku dengar ini.
mainkaan mas