No Result
View All Result
insanwisata
  • Tentang kami
  • Konsultan
  • Catatan perjalanan
    Praktisi pariwisata dan desa wisata

    Menjadi Pengajar

    Sunrise Candi Plaosan

    #KelanaKai: Sunrise Candi Plaosan yang Kesiangan

    Desa Muncar Moncer

    Sofiyudin Achmad, Sosok di Balik Desa Muncar yang Kian Moncer

    Monumen Plataran

    Mengenang Pertempuran Plataran

    Desa Tanjung Binga

    Tercurah Asa Teruntuk Tanjung Binga

    Sunset Candi Barong Yogyakarta

    Kembali ke Candi Barong

  • Foto & Cerita
  • Portofolio
  • Kontak
  • Tentang kami
  • Konsultan
  • Catatan perjalanan
    Praktisi pariwisata dan desa wisata

    Menjadi Pengajar

    Sunrise Candi Plaosan

    #KelanaKai: Sunrise Candi Plaosan yang Kesiangan

    Desa Muncar Moncer

    Sofiyudin Achmad, Sosok di Balik Desa Muncar yang Kian Moncer

    Monumen Plataran

    Mengenang Pertempuran Plataran

    Desa Tanjung Binga

    Tercurah Asa Teruntuk Tanjung Binga

    Sunset Candi Barong Yogyakarta

    Kembali ke Candi Barong

  • Foto & Cerita
  • Portofolio
  • Kontak
No Result
View All Result
insanwisata

Terimakasih, Perampok Sakti

by Reza Nurdiana
Februari 11, 2014
2 min read
0

Pukul 04.30 WIB ketika kupandang semburat mentari terbit bersamanya. Disini, di tepi lembah bukit Pananjakan di dusun Seruni aku berdiri. Ini kali kedua kami berjumpa, dan aku masih jatuh cinta padanya. Sama seperti sebelumnya, ia tak sendirian, beberapa kawan mengiringinya. Tampaknya ia masih terlelap berselimut putihnya kabut. “Selamat pagi, gunung Batok,” sapaku, tak lupa sembari tersenyum.

Hari semakin terang, ia mulai memamerkan lekukan tubuhnya yang hijau subur. Aku tak sabar untuk segera menghampirinya. Juga tak ingin berlama-lama menatapnya dari kejauhan. Saking riangnya, terkadang aku berlari-lari kecil selagi menuruni bukit. Segera aku melompat ke atas Jeep dan berdiri sambil berpegangan pada tiang atapnya yang dibiarkan terbuka. Semakin mendekatinya, ia malah semakin tak tampak karena kabut masih bercengkrama dengannya.

 

1560684_4003055010371_426623446_n

1610007_4003055850392_879986368_n

 

 

Kini, yang kuinjak bukan lagi jalanan berbatu, melainkan hamparan pasir hitam yang entah seberapa luasnya. Pura Luhur Poten menyambut kedatanganku, “apakah kau menjaganya dengan baik?” tanyaku dalam hati. Di sebelahnya kutatap gunung Batok yang seakan mengangguk mengiyakan. Senyumku mengembang, ada rindu yang pecah terbawa udara pagi. Lagi, dipeluknya aku oleh lekukan hijau yang berbaris rapi mengitari permukaan tubuhnya.

 

“Kenapa namanya Gunung Batok, hayo?” tanya Mbah Mat, pemanduku.

“Karena bentuknya kayak batok kelapa,” jawabku yakin. Ya, amarah Resi Bima membuat batok kelapa yang dilemparnya berubah menjadi gundukan indah yang dikagumi banyak orang. Bukan salah Resi Bima dan kawanan iblisnya jika mereka tak bisa menyelesaikan galian seluas laut dalam satu malam. Rara Anteng punya akal curang demi menggagalkannya. Ia palsukan pagi sebagai bentuk kesetiaannya pada pemuda segagah Jaka Seger, bermaksud untuk menolak lamaran Si Perampok Sakti.

 

Tak heran jika aku bukan satu-satunya manusia yang terkagum-kagum pada pesona gunung Batok. Ada cinta dua sejoli yang terpancar abadi disana. Dua sejoli, Rara Anteng dan Jaka Seger, yang menjadi asal-usul hadirnya masyarakat Tengger saat ini. Lantas, Resi Bima dengan perannya sebagai Si Perampok Sakti? Berjuta terimakasih untuk ia dan cangkul batok kelapanya. Andai ia tak marah, mungkin tak akan ada gunung Batok yang berdiri gagah disana. Yang kutahu, begitulah legendanya.

 

1619640_4003054650362_1462002330_n

Tags: batokbromocatatan perjalanangunungindonesiajawa timurlumajangmalangpasuruanprobolinggoreza
Previous Post

Menyusuri Gugusan Pulau dengan Ketinting

Next Post

Merindukan Panorama Pantai Saleo

Reza Nurdiana

Reza Nurdiana

Suka bertualang untuk menikmati pemandangan alam, peninggalan sejarah, budaya, dan mencicip kuliner. Sangat senang jika bisa berbagi cerita dan informasi kepada orang lain.

Related Posts

Praktisi pariwisata dan desa wisata
Catatan perjalanan

Menjadi Pengajar

Juni 19, 2023
Sunrise Candi Plaosan
Catatan perjalanan

#KelanaKai: Sunrise Candi Plaosan yang Kesiangan

Maret 5, 2023
Desa Muncar Moncer
Catatan perjalanan

Sofiyudin Achmad, Sosok di Balik Desa Muncar yang Kian Moncer

Desember 31, 2021
Monumen Plataran
Catatan perjalanan

Mengenang Pertempuran Plataran

Januari 8, 2020
Next Post
Merindukan Panorama Pantai Saleo

Merindukan Panorama Pantai Saleo

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

© 2023 a storyteller

No Result
View All Result
  • Tentang kami
  • Konsultan
  • Catatan perjalanan
  • Foto & Cerita
  • Portofolio
  • Kontak

© 2023 a storyteller