Meme, seorang kawan dari Kediri. Seorang sahabat yang kukenal dua tahun belakangan ini. Aku ingat betul ia selalu membawa oleh-oleh khas Kediri untuk kami, sahabatnya di Jogja. Satu kantong kresek penuh berisi gethuk pisang bisa habis dalam sekejap. Rasanya manis dan agak getir, wanginya harum menyengat. Kadang, kami harus rebutan sampai bertengkar kecil untuk mengingat berapa gethuk pisang yang sudah kami lahap. Lucu memang. Begitulah manisnya gethuk pisang bagi kami.
Dan ia tak melanggar janjinya. Di lain waktu, ia bawakan beberapa bungkus kerupuk berwarna putih. Sekilas penampilannya tampak biasa. Begitu dikunyah, rasanya asin seperti upil. Kerupuk upil tidak digoreng, tapi disangrai. Jadilah rasanya asin bercampur sedikit pasir. Gara-gara kerupuk yang satu ini, satu per satu dari kami akhirnya mengaku pernah merasakan asinnya upil waktu kecil. Kamipun terbahak, tapi bukan cuma kami kan yang begitu?
Setahun yang lalu, kami berkesempatan membuat rumah Meme menjadi ramai dan berisik. Berpetualang di Kediri waktu itu penuh suka cita. Pagi-pagi, ia mengajak kami menikmati sarapan nasi pecel tumpang di taman kota. Usai mengantri sebentar, kami dapati pincuk berisi nasi pecel yang ditumpangi sayur tempe bosok. Gurih, manis, dan pedas dalam tiap suapnya. Diiringi lagu dangdut yang liriknya menggelikan, suasana sarapan dengan menu nasi pecel tumpang di atas pincuk jadi salah satu momen bahagia kami.
Siangnya, ia bawa kami ke warung paling terkenal di dekat rumahnya. Rujak Cingur, perburuan utama kami di Kediri. Sebenarnya rujak cingur berasal dari Surabaya, namun Kediri juga banyak menjualnya. Cingur adalah moncong sapi, kenyal ketika digigit. Dibarengi potongan lontong, tahu-tempe, sayur, dan buah-buahan kaya serat. Disiram sambal kacang dengan sedikit rasa petis udang. Dan manisnya es soda gembira ikut melelehkan cuaca panas siang itu.
Kediri adalah tempat yang menyenangkan, tapi kami harus pulang. Tak lupa oleh-oleh untuk yang tercinta. Satu wadah yang terbuat dari bambu berisi tahu takwa khas Kediri jadi pilihan kami. Aroma gurih tercium dari tumpukan kotak-kotak kuning di lemari kaca. Berkat proses perebusan yang membuat tahu matang sampai dalam, tahu takwa bisa dimakan tanpa digoreng lebih dulu. Teksturnya lembut dan kenyal, tak ada rasa asam sama sekali.
Meme, seorang kawan dari Kediri. Karenanya, banyak rasa yang lewat di kerongkongan kami. Suasana warung rujak cingur, ibu penjual pecel tumpang yang bersahaja, tahu takwa yang menggoda, gethuk pisang yang selalu jadi rebutan, dan kerupuk upil yang selalu memunculkan gelak tawa. Mereka adalah kerinduan yang mau tak mau harus tertahan.
mantab (y)