No Result
View All Result
insanwisata
  • Tentang kami
  • Konsultan
  • Catatan perjalanan
    Praktisi pariwisata dan desa wisata

    Menjadi Pengajar

    Sunrise Candi Plaosan

    #KelanaKai: Sunrise Candi Plaosan yang Kesiangan

    Desa Muncar Moncer

    Sofiyudin Achmad, Sosok di Balik Desa Muncar yang Kian Moncer

    Monumen Plataran

    Mengenang Pertempuran Plataran

    Desa Tanjung Binga

    Tercurah Asa Teruntuk Tanjung Binga

    Sunset Candi Barong Yogyakarta

    Kembali ke Candi Barong

  • Foto & Cerita
  • Portofolio
  • Kontak
  • Tentang kami
  • Konsultan
  • Catatan perjalanan
    Praktisi pariwisata dan desa wisata

    Menjadi Pengajar

    Sunrise Candi Plaosan

    #KelanaKai: Sunrise Candi Plaosan yang Kesiangan

    Desa Muncar Moncer

    Sofiyudin Achmad, Sosok di Balik Desa Muncar yang Kian Moncer

    Monumen Plataran

    Mengenang Pertempuran Plataran

    Desa Tanjung Binga

    Tercurah Asa Teruntuk Tanjung Binga

    Sunset Candi Barong Yogyakarta

    Kembali ke Candi Barong

  • Foto & Cerita
  • Portofolio
  • Kontak
No Result
View All Result
insanwisata

Memacu Adrenalin di Jeram Tsunami Sungai Serayu

by Hannif Andy Al - Anshori
November 18, 2016
6 min read
25

Di Pikas Resort, purnama sudah mencapai titik terdekatnya, 356.511 km dari bumi. Meskipun sedang muram, langit tetap mempersilakan purnama ditonton banyak orang. Supermoon, menjadi istilah yang tak lagi asing dalam penamaan fenomena purnama penuh kemarin.

Di sela nyanyian tembang lawas, saya segera menuju kamar. Dalam rumah panggung yang didesain sedikit miring, Pikas Resort menawarkan suasana penginapan dengan nuansa pedesaan. Keseluruhan bangunannya menggunakan bahan ramah lingkungan. Begitu pula sajian sarapan, makan siang, dan makan malamnya. Tak begitu modern, tapi memiliki cita rasa yang membuat saya rindu kampung halaman.

Esoknya, saya sempatkan berkeliling di ruas-ruas jalan sekitar taman. Pikas Resort didesain agar pengunjung dapat menghirup bebas udara segar pedesaan. Di sekitarnya adalah tanaman padi yang masih hijau, serta kolam-kolam ikan berhias gazebo untuk melepas santai.

pikas resort

pikas resort

pikas resort

Hujan semalam masih berlarut makin deras. Manajemen Pikas bersama Bannyu Wong Adventure yang sudah memantau sejak kemarin malam mengabarkan Serayu masih dalam kondisi aman. Dipandu para skipper, kami di-briefing seputar SOP arung jeram. Setelah itu, kami dibagi menjadi empat kelompok perahu. Saya ikut dalam kelompok Mas Dodi, skipper muda yang sudah berpengalaman hampir 10 tahun dalam olahraga ekstrim arung jeram.

rafting-serayu-bannyu-woong-adventure-38

Belum lama mendayung, perahu kami sudah digoyang derasnya arus Sungai Serayu. “Dayung maju!”, perintah Mas Dodi yang menjadi nahkoda perahu ini. Saya yang berada paling depan bersama Mas Halim seketika ikut mendayung maju. Tak sedikit tenaga yang dibuang untuk mendayung perahu bermuatan enam orang ini. Hujan turun makin deras dan arus bertambah kencang.

Sungai Serayu merupakan sungai yang membentang dari timur laut ke barat sepanjang 181 km, sedangkan wisata arung jeram sungai ini dikembangkan di bagian hulu dengan panjang 25 km dengan grade III sampai IV. Tingkat kemiringan Sungai Serayu sekitar 5°-10°, dengan ketinggian sekitar 500 meter di atas permukaan laut. Jeramnya yang bervariasi membuat kami ketagihan. Lain halnya dengan perahu lain yang diam tanpa teriakan, perahu kami justru punya yel-yel untuk menyemangati kami yang akan menerima pukulan jeram-jeram sepanjang Serayu.

rafting-serayu-bannyu-woong-adventure-81

rafting-serayu-bannyu-woong-adventure-165

DCIM100GOPRO

arung jeram serayu

“Pikas… Pikas… Pikas…”, teriak kami selama mendayung.

Mas Dodi punya tanggung jawab yang tak sedikit. Selain memastikan keselamatan kami, ia juga bertugas membuat kami puas dalam pacuan adrenalin di atas perahu karetnya. Baginya, kami yang ada di atas perahu ini adalah sekumpulan orang gila yang tak bisa diam sebentar saja. Melihat air terjun kecil pun kami harus menepi dan berfoto.

Perahu kami sudah melahap hampir sepertiga dari perjalanan arung jeram Serayu. Mas Dodi kemudian cepat memberi aba-aba ‘boom’. Aba-aba ini dimaksudkan untuk mengangkat dayung ke atas, dan mengubah posisi duduk ke dalam perahu. Tepat di depan kita adalah jeram Selamat Datang. Jeram pertama yang hampir membuat seisi perahu merasa sedikit panik. Tapi lagi-lagi perahu ini diisi sekumpulan orang gila, yang bagi kami jeram Selamat Datang belum ada apa-apanya.

arung jeram serayu

Stamina kami belumlah terkuras banyak. Berada di atas perahu dengan sedikit adrenalin belum membuat kami merasa puas. Sepanjang memandu, Mas Dodi mengenalkan banyak jeram yang namanya masih sulit diingat. Saya fokus pada jalanan di depan. Andai ada batu, bisa jadi saya yang terhantam duluan. Seperti halnya saat perahu melewati pohon bambu yang batang daunnya sampai menyentuh sungai, tugas saya yang pertama kali merunduk diikuti teman di belakang. Arung jeram ibarat olahraga yang memadukan kerja sama. Tanpa kerjasama yang baik, perahu bisa saja jatuh terbalik.

Sudah separuh perjalanan. Jeram tak pernah habis menguji keberanian. Kami terus berteriak selama mendayung. Mas Dodi hanya menggelengkan kepala. Sekumpulan orang gila ini harus diberi pelajaran. Saya berkali-kali bertanya, adakah permainan selama pengarungan? “Nanti, ketika sudah sampai bawah”, jawabnya.

Sepanjang perjalanan, ada dua jembatan ikonik yang menarik perhatian. Kami sempatkan berfoto di sana. Kemudian perahu kami disusul oleh perahu rescue yang turut mengawasi dan menjaga peserta arung jeram. Satu diantaranya adalah wanita. Mereka terlihat sangat profesional. Kadang menyapa kami dengan sedikit, bahkan banyak cipratan air.

rafting-serayu-bannyu-woong-adventure-156

arung jeram serayu

Adapun perahu rescue mendahului perahu kami adalah skenario Mas Dodi menguji adrenalin kami. Masih dalam rasa penasaran seperti apa permainan arung jeram di bawah nanti, Mas Dodi menjelaskan tentang jeram dengan grade tertinggi, yaitu jeram Tsunami. Tak sedikit perahu yang terbalik karena dihantam jeram tsunami. Nampaknya Mas Dodi sudah banyak perhitungan pada kesiapan kami. Mas Dodi bersiap. Kemudian memberi aba-aba dayung ke depan. Perahu melaju cepat. Kemudian dihantam jeram. Dalam beberapa detik saja, saya sudah terbanting keluar diikuti empat teman lainnya, kecuali Mas Dodi. Kami hanyut seperti diterjang banjir bandang. Entah sudah berapa liter air Sungai Serayu yang masuk ke dalam perut saya. Saya tergulung arus. Yang lain pun demikian. Saya teriak. Bukan teriakan minta tolong. Bukan. Saya teriak menunjuk pada Mas Dodi untuk menyelamatkan kamera GoPro yang masih menempel di perahu. Mungkin pikirnya, saya adalah orang gila yang mementingkan kamera dibanding nyawa. Mas Dodi pun menuruti permintaan saya. Dan membiarkan saya masih hanyut dibawa arus Serayu.

Empat teman saya sudah ditarik ke atas perahu rescue. Sementara saya masih hanyut tiga menit di derasnya Sungai Serayu. Saya mendongak ke atas dan melentangkan badan. Satu anggota saya yang belum terlihat, Mas Halim. Saya panik mencarinya. Jangan-jangan tim rescue lalai. Atau jangan-jangan Mas Halim sudah hanyut terbawa arus. Tim rescue dan Mas Dodi masih tetap tenang, terbahak di atas perahu kecilnya. Mba Idah, Mas Abi, Mas Halim, dan dan Afri justru panik mencari saya. Di antara kami saling mencari. Saya menjadi orang terakhir yang diselamatkan. Mereka tertawa, terbahak, menepuk nepuk pundak saya. Untung kami berlima selamat dan bahagia.

rafting-serayu-bannyu-woong-adventure-114

rafting-serayu-bannyu-woong-adventure-117

rafting-serayu-bannyu-woong-adventure-70

Di sela rehat, saya mendongak ke atas langit. Membayangkan kejadian digulung jeram tsunami. Biarpun sudah siap dengan pelampung yang menempel di badan, saya masih tetap panik. Tim kami berteriak hore. Memberikan tos terbaik kepada Mas Dodi. Ia pun turut memuji keberanian kami. Baginya, sekumpulan orang gila ini memang pantas dipuji. Entah berapa acung jempol yang dia berikan pada kami.

Tak lama setelah kejadian di jeram tsunami, gerbang terakhir menyambut kami. Ah, kejadian kecil ini belum membuat saya puas memacu adrenalin. Tapi setidaknya, tim rescue telah banyak perhitungan. Mereka menguasai banyak manajemen resiko dan pintar membaca alam. Tak lama setelah kami selesai mengarungi derasnya Serayu, banjir besar datang. Kemudian Serayu ditutup sementara untuk kegiatan rafting. Tak usah memaksakan kehendak, pikir saya. Air yang tenang dapat berubah deras seperti ombak. Langit yang cerah dapat menurunkan hujan deras. Perahu yang aman dapat dibuat menjadi karam. Dan kehendak manusia, janganlah berlebihan. Ikuti prosedural !

Kami menutup cerita sepanjang perjalanan di atas mobil penjemputan. Mereka yang tidak turut merasakan tragedi tsunami antusias penasaran. Bagaimana rasanya? Sepandai-pandai kita berenang, dan sebagus apapun pelampung yang dikenakan, kita pasti kalah pada jeram tsunami. Serayu, bagi kami adalah tempat terbaik mengawali dan menguji keberanian.

Perjalanan ini merupakan catatan perjalanan dari salah satu rangkaian acara dari Famtrip Blogger Plesir Maring Banjarnegara, 14 – 16 November 2016. Foto tanpa watermark insanwisata adalah milik Bannyuwong Adventure. Baca juga catatan perjalanan lainnya di sini: (1) Dinginnya Dieng dan Hangatnya D’Qiano, (2) Keindahan Tanah Para Dewa dari Bukit Scotter. 

arung jeram serayu

arung jeram serayu

P.S : Pikas Resort juga menyediakan paket camping, outbound, dan rafting. Bagi yang berminat untuk menginap di Pikas Resort dapat menghubungi 08122662155 atau melalui website www.banyuwong.com/ www.thepikasresort.com.

Video Dokumentasi 


Lokasi Pikas Adventure Resort

Previous Post

Keceriaan yang Tersisa dari Homestay Pesona Jogja

Next Post

Berjumpa Para Penempa Keris di Padepokan Brojobuwono

Hannif Andy Al - Anshori

Hannif Andy Al - Anshori

Suka bertualang untuk menikmati peninggalan sejarah, budaya, dan berinteraksi dengan masyarakat lokal. Sangat senang jika bisa berbagi cerita dan informasi kepada orang lain.

Related Posts

Praktisi pariwisata dan desa wisata
Catatan perjalanan

Menjadi Pengajar

Juni 19, 2023
Sunrise Candi Plaosan
Catatan perjalanan

#KelanaKai: Sunrise Candi Plaosan yang Kesiangan

Maret 5, 2023
Desa Muncar Moncer
Catatan perjalanan

Sofiyudin Achmad, Sosok di Balik Desa Muncar yang Kian Moncer

Desember 31, 2021
Monumen Plataran
Catatan perjalanan

Mengenang Pertempuran Plataran

Januari 8, 2020
Next Post
Para Penempa Keris di Padepokan Brojobuwono

Berjumpa Para Penempa Keris di Padepokan Brojobuwono

Comments 25

  1. Nasirullah Sitam says:
    9 tahun ago

    Nggak ada acara loncat dari jembatan gitu? 😀

    Balas
    • insanwisata says:
      9 tahun ago

      nggak ada. rafting mah di air aja

      Balas
  2. insanwisata says:
    9 tahun ago

    iya mas. benar sekali. hehe

    Balas
  3. Evi says:
    9 tahun ago

    Seru banget arung jeram nya, Mas Hanif. Kalau pas melewati Jeram pasti teriak-teriak ya 🙂

    Balas
    • insanwisata says:
      9 tahun ago

      iya banget mbaa. seru banget pokoknya kalau pas hujan deras gini

      Balas
  4. Iqbal Kautsar says:
    9 tahun ago

    Wah arung jeramnya yahuud. Sekarang senjatanya udah lengkap sama go pro ni., makin joooossss..

    Balas
    • insanwisata says:
      9 tahun ago

      doakan bisa memaksimalkan alat tempur mas. hehe.

      Balas
  5. Muhammad Catur Nugraha says:
    9 tahun ago

    Muke gile, musim hujan main rafting. Hingga saat ini saya masih belum memiliki keberanian untuk mencoba olahraga extrim, mentok nyobain arum jeram di Dufan. Heheh..

    Balas
    • insanwisata says:
      9 tahun ago

      hehee. cobain rafting kaya gini Om. dijamin ketagihan. seru2 basah.

      Balas
  6. mesra berkelana says:
    9 tahun ago

    kayaknya main rafting ini ga jauh beda kayak main role coaster ya. Hahah sama-sama bisa teriak2 kencengnya.

    Balas
    • insanwisata says:
      9 tahun ago

      Iya mba. Seru..tp lbh seru rafting krn main air

      Balas
  7. rizkichuk says:
    9 tahun ago

    wah seruuu wisata adrenalin di Serayu. ninggalin jejak ya mas. thanks for sharing and keep blogging mas. semoga besok2 bisa eksplore bareng hehehe 🙂

    Balas
    • insanwisata says:
      9 tahun ago

      iya mas. kamu harus nyobain ke sini mas. hehe

      Balas
  8. Sie-thi Nurjanah says:
    9 tahun ago

    Waah..arus sungai serayu deras juga y??
    Terlebih saat ini musim hujan

    Balas
    • insanwisata says:
      9 tahun ago

      Iya mba.tp itu yg bikin seru

      Balas
  9. winny says:
    9 tahun ago

    ah seruuuuu sama kak sukmana ya

    Balas
    • insanwisata says:
      9 tahun ago

      Iyes seru..iya mba

      Balas
  10. jejakjelata says:
    9 tahun ago

    deres tur butek ya airnya…hahaha kayak e lebih seru itu dari pada di Elo haha

    Balas
    • insanwisata says:
      9 tahun ago

      Iya, seru ini. Pas deres gini lbh asikk

      Balas
  11. Halim says:
    9 tahun ago

    Astagah, demi apa baru baca tulisanmu yang ini. Namaku disebut pula, terharuh aku #lebay hahaha. Asli ngekek baca paragraf demi paragraf e sambil membayangkan yang terjadi di atas perahu karet itu. Bener kali ya grup kita yang paling rame trus dinilai siap untuk diceburin ama mas Dodi. Hahaha. Pengalaman rafting bareng Bannyu Woong yang nggak terlupakan! 😀

    Balas
    • insanwisata says:
      9 tahun ago

      wkwkw . kamu gampang terharu e mamas e.
      Iyo, tim kita emang paling jos lah. malah gaya2 nantang buat minta game. haha

      Balas
  12. Mesra Berkelana says:
    9 tahun ago

    Sensasi main rafting adalah teriak-teriaknya Wkakw.

    Balas
    • insanwisata says:
      9 tahun ago

      Yoi Mba. Asik2 banget sambil teriak minum air. Ehh.. hhahaa

      Balas
  13. www.hayalannews.com says:
    9 tahun ago

    Wow, arung jeuramnya seru banget, tapi mana tsunaminya kok gak ada ya?

    Balas
    • insanwisata says:
      9 tahun ago

      namanya jeram tsunami mas. Bukan tsunami. G kepotret karena semua pada jatuh dari perahu

      Balas

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

© 2023 a storyteller

No Result
View All Result
  • Tentang kami
  • Konsultan
  • Catatan perjalanan
  • Foto & Cerita
  • Portofolio
  • Kontak

© 2023 a storyteller