Usai melewati perjalanan penuh adrenalin di Puncak Darma, kini kami kembali bersorak karena berjumpa pada indahnya Curug Cimarinjung. Satu lagi destinasi ikonik Geopark Ciletuh yang letaknya berdekatan dengan Curug Dogdog dan Puncak Darma. Bolehlah saya meminjam bahasa dari Kang Deddi Mizwar yang saat ini mengemban amanah sebagai Wakil Gubernur Provinsi Jawa Barat, “Curug Cimarinjung itu bagaikan emperan surga”.
Memang, Cimarinjung menawarkan keindahan dari beragam sudut pandang. Saya berusaha untuk tidak terlalu membesar-besarkan pesona Cimarinjung. Tapi nyatanya saya memuji berlebihan. Membayangkan lanskapnya, melihat komposisi bentukan alamnya, menyesap harmonis suasananya. Tak lagi terbantahkan, Curug Cimarinjung ini memang indah laksana emperan nirwana.
Amboi. Indahnya Curug Cimarinjung ini. Saya tak henti-henti memuji keindahannya. Dalam bidikan lensa kamera, saya terus mengabadikan derasnya air yang jatuh mengalir pada lenggak-lenggok Sungai Cimarinjung. Air terjunnya memilkiki ketinggian sekitar 45 meter. Lamunan saya kembali terbawa pada suasana emperan surga yang sempat diceritakan Kang Deddi Mizwar kemarin. Berita gembira ini juga telah datang dari Sang Pencipta. Dengan segala bentuk keindahan dan kemewahan yang laksana surga, Cimarinjung bagaikan secuil dari kenikmatan di dalamnya. Air mengalir deras seperti kekal selamanya. Udaranya sejuk biarpun telah masuk pukul dua belas. Langit sebagai atap yang cerah sebiru hari ini. Rerumputan dan lumutnya bak permadani. Pohon yang berjejer mendamaikan suasana. Maka, biarlah kali ini saya turut melestarikan Cimarinjung. Bukan hanya untuk hari ini, namun juga untuk masa depan jutaan makhluk hidup yang damai di sekitarnya.
Datang menjelajah Geopark Ciletuh, curug ini sudah menjadi persinggahan wajib. Biarpun perjalanan menuju Cimarinjung akan melalui hiruk pikuk para buruh dan alat berat yang membuat sesak jalan, saya turut yakin, Curug Cimarinjung dan Puncak Darma kelak akan menjadi primadona pariwisata di Jawa Barat. Tapi di sini juga saya khawatir. Di mana ada alam yang indah, di sana berjuta manusia datang berebut foto dan menikmatinya. Kemudian keindahannya berangsur berkurang. Kebersihannya dipertanyakan. Mumpung belum terjadi, siapapun boleh datang. Tak ada yang melarang. Sesapilah kesejukannya. Datanglah dengan etika dan bertadabbur alam. Seperti apa yang telah disemboyankan geopark, “Memuliakan Bumi, Mensejahterakan Manusia”. Turutlah ambil bagian untuk ikut melestarikan, menjaga, dan merawat emperan surga di bumi nusantara.
Lensa kamera saya bermandikan cipratan Curug Cimarinjung. Saya tak lari menghindar. Justru malah datang lebih dekat dengan airnya. Berdiri di atas batu besar yang entah berapa umurnya. Kemolekan bebatuan di sana telah menunjukkan berapa usianya sekarang. Menyandang nama sebagai kawasan geopark, tentu umur yang menjadi perhitungan. Geopark adalah wilayah geografis yang memiliki situs warisan geologi terkemuka. Batuan alam di sini adalah hasil dari sedimentasi berbagai macam fosil, patahan, dan lempengan bumi puluhan tahun silam. Cimarinjung pun masuk diantaranya. Ia menjadi khazanah bagi manusia yang ingin menguak teka-teki sejarah kebumian lewat riset di lapangan dan publikasi dalam tumpukan jurnal. Siapa pula yang tak tergoda menggali ilmu kebumian di sini?
Ketiga foto di atas adalah foto dari Mas Timothy.
Saya mendongak lebih tinggi lagi. Bergaya layaknya petualang yang sedang mampir di emperan surga. Tanpa jamuan makan siang atau minuman selamat datang. Cukuplah sambutan alam yang ramah dengan keanggunan yang masih terngiang sampai hari ini. Gemericik airnya, tetes embun di daun-daunnya, serta riuh antar wisatawan yang bertegur sapa, adalah nilai keharmonisan antara alam dan manusia yang harus terus dijaga. Di bawah sana, telah ada yang mengantre menunggu giliran foto dengan gaya yang sama. Saya lekas melompat turun.
Ada pemandangan unik lainnya yang sempat saya rekam melalui kamera. Jika biasanya di gang-gang jalan terdapat gapura atau sepasang patung selamat datang, tidak untuk Cimarinjung. Berdiri serasi di sana sepasang batu dengan besar yang hampir sama. Ia bukan saudara kembar yang terkena kutukan dari ibunya. Ia bukan pula hiasan yang sengaja dibuat masyarakat lokal. Ia adalah sepasang batu, yang alami tergeletak di sana. Yang membelah derasnya air sungai menjadi tiga sampai empat bagian.
Amboi. Indahnya Cimarinjung. Jika ingin menemui perjalanan yang mendekatkan pada Indonesia yang sesungguhnya, datanglah langsung menyusuri titik-titik destinasi Geopark Ciletuh. Tentu tidak hanya Curug Cimarinjung yang akan mengedukasi. Banyak pilihan tempat yang tak akan habis disambangi dalam waktu tiga hari. Berjalanlah lebih lama lagi. Sambangilah curug lainnya di kawasan ini. Seperti: Curug Awang, Puncakmanik, Cikanteh, Luhur, Sodong, Cikaret, Puncakjeruk, dan Tengah. Sapalah mereka yang sempat dijumpai. Dan Cimarinjung, saya akan datang menemui lagi. Esok atau nanti. Tetaplah indah dengan kemilau yang tak berkurang.
P.S: Harga tiket masuk untuk wisatawan Curug Cimarinjung Rp 5.000,00. Belanjakan uang kita untuk membantu meningkatkan ekonomi masyarakat setempat. Di sekitar kantong parkir Curug Cimarinjung sudah berdiri beberapa warung. Jangan membunuh apapun kecuali waktu, jangan meninggalkan apapun kecuali jejak kaki kita, dan jangan mengambil apapun kecuali gambar.
Tulisan ini merupakan dokumentasi catatan perjalanan dalam kegiatan FamTrip Geopark Ciletuh dan Pelabuhanratu bersama Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat. Tulisan lainnya dapat dibaca di sini:
Suka bertualang untuk menikmati peninggalan sejarah, budaya, dan berinteraksi dengan masyarakat lokal. Sangat senang jika bisa berbagi cerita dan informasi kepada orang lain.
Ini viewnnya bener-bener ya kolaborasi air terjun sama ijo-ijo begitu? bidikanmu joss lah nif, liat fotonya berasa ikut kena cipratan kecil air terjun yang jatuh dari atas.
Kalau tempat yang kaya begitu dengan tiket masuk Rp.5.000,- wah terjangkau sekali. Semoga selalu bersih 🙂
Viewnya keren banget. Ulasannya sangat menarik. Senang sekali dapat berkunjung ke laman web yang satu ini. Ayo kita upgrade ilmu internet marketing, SEO dan berbagai macam optimasi sosial media pelejit omset. Langsung saja kunjungi laman web kami sboplaza.com ya. Ada kelas online nya juga lho. Terimakasih ^_^
Semoga emperan ini naik kelas jadi lobby atau ruang tamu gitu yaaa hua hua hua.
wkwkw. ini masih kelas melati om. yang bintang jelas yang dijanjikanNya dalam al Kahfi 30-31. Asekk. belajar ilmu agama sama Maz Toro
Ini viewnnya bener-bener ya kolaborasi air terjun sama ijo-ijo begitu? bidikanmu joss lah nif, liat fotonya berasa ikut kena cipratan kecil air terjun yang jatuh dari atas.
Kalau tempat yang kaya begitu dengan tiket masuk Rp.5.000,- wah terjangkau sekali. Semoga selalu bersih 🙂
iyo. tapi begitu murahnya emperan surga ini. mugo2 awet terjaga. lestari alamku
Baca puncak darma kok saya jadi puncak drama. Hehehe…
haha. habis ngikutin drama apa mas?
Viewnya keren banget. Ulasannya sangat menarik. Senang sekali dapat berkunjung ke laman web yang satu ini. Ayo kita upgrade ilmu internet marketing, SEO dan berbagai macam optimasi sosial media pelejit omset. Langsung saja kunjungi laman web kami sboplaza.com ya. Ada kelas online nya juga lho. Terimakasih ^_^
terimakasih kak
Waw keren nih kang ari tenjunnya bisa bisa dibikin meleleh nih kalau berkunjung ke sana.
iya. keren air terjunnyaa .monggo datang ke sini
cakep sekali ya kak.. coba ada bidadarinya juga.. kok dari tadi adanya bidaduri.. 😛
kapan saya bisa menjelajah Ciletuh Geopark kayak kakak idola ni..
duh. bidadarinya ga diajak karena g dapat jatah dari panitia. sedih deh
ayo kak. ajak aku dulu ke geoparknya kebumen.
Deras banget airnya. Itu kalau buat main-main seru kayaknya ahahhaha. Mayan kan kalau mandi di sana
g ada yg mandi ee. haha. seger banget seriuss
Keren mas curugnya, sepertinya di daerah sana emang banyak curug ya? Kayak dimalang raya, juga banyak
iya. banyak mas.. ciletuh punya banyak curug
Lihat fotonya aja udah terpana, nih. Apalagi klo lihat langsung, ya. Keren bgt curugnya..
hehe. yuk mba, buat terpananya jadi nyata. mari ke sini
Potonya kereeen.. Kayaknya asik banget main air ke sana :3
makasih kakak atas pujiannya. ayok nyebur di sini
foto-fotomu juara banget deh mas hanif, kereeeeeeeeeeeeeeeeeeen!!
yeay. makasih Mama Caraka.. perlu banyak belajar dari Bapake Caraka nih
Mirip yang dikalender kalender itu ya mas tempatnya, warnanya cantik..
haha. kalender mb? wkwkw. iya sih ya. apik soalnya
Ngelihat aja udah berasa segernya 😀
hehe. seger2.. lebih seger kalau k tkp langsung
Mantap, informasinya sangat menarik, blog berkualitas
terimakasih mas Danu 🙂 semoga berkenan menjadi pembaca setia blog saya
Foto-fotonya semakin keren, nih, si hanipah. Untung pulak itu Om Cumi di crop.. 😀
bukan dcrop. tapi sengaja ambil setengah badan doang. haha
Nyiahahaha.. Sama aja. Hasilnya tep gitu XD
hahaa. tetep sexy ya
Wah mantap emang ciletuh masyaAllah siap” balik jogja trs nyervisss hehehe
haha. nyervis opo mas angki? kamu d jogja? mbok ayo kopdar
melihat pemandangan ini seperti melihat di lukisan saja … begitu hijau dan asri …..
iya, emperan surga kan ya? hehe