No Result
View All Result
insanwisata
  • Tentang kami
  • Catatan perjalanan
    Kampung Nelayan Tanjung Binga

    Buah Manis Pemberdayaan Kampung Berseri Astra di Bumi Malayu

    Monumen Plataran

    Mengenang Pertempuran Plataran

    Desa Tanjung Binga

    Tercurah Asa Teruntuk Tanjung Binga

    Sunset Candi Barong Yogyakarta

    Dolan Bareng Bojo Edisi Candi Barong

    Candi Kedulan Yogyakarta

    Cagar Budaya Indonesia: Menyelamatkan Warisan Peradaban Candi Kedulan

    DESA WISATA JARUM KLATEN

    Perjalanan Panjang Desa Wisata Jarum

  • Foto & Cerita
  • Portofolio
  • Kontak
  • Tentang kami
  • Catatan perjalanan
    Kampung Nelayan Tanjung Binga

    Buah Manis Pemberdayaan Kampung Berseri Astra di Bumi Malayu

    Monumen Plataran

    Mengenang Pertempuran Plataran

    Desa Tanjung Binga

    Tercurah Asa Teruntuk Tanjung Binga

    Sunset Candi Barong Yogyakarta

    Dolan Bareng Bojo Edisi Candi Barong

    Candi Kedulan Yogyakarta

    Cagar Budaya Indonesia: Menyelamatkan Warisan Peradaban Candi Kedulan

    DESA WISATA JARUM KLATEN

    Perjalanan Panjang Desa Wisata Jarum

  • Foto & Cerita
  • Portofolio
  • Kontak
No Result
View All Result
insanwisata

Pulau Nyamuk dan Pak Husein yang Bersahaja

by Reza Nurdiana
Februari 3, 2016
3 min read
9

Masih segar di ingatan tentang dua bulan menetap di Pulau Nyamuk, pulau terjauh dalam gugusan Kepulauan Karimunjawa. Biarpun tujuan utamanya bukan travelling, tetapi banyak pula diselingi perjalanan yang sayang jika hanya dibiarkan terkenang dalam angan. Aku pun bertemu sahabat yang rela mengesampingkan jam kerjanya demi memamerkan sedikit keindahan Indonesia di pulau tempatnya bermukim. Pak Husein namanya, seorang nelayan yang lihai menyelam, gemar bercerita, dan amat bersahaja.

Pak Husein tengah memperbaiki mesin kapalnya saat pertama kujumpai di dermaga lama. Baru sebentar mengenal satu sama lain, ia janjikan padaku travelling keliling Pulau Nyamuk segera setelah kapalnya dapat berlayar kembali. Diceritakannya keindahan pantai yang mengelilingi pulau, jernihnya perairan yang jadi ladang nelayan, hingga sejarah yang pernah tertoreh di sana. Ah, semakin dibayangkan, semakin aku tak sabar dibuatnya.

Pertemuan Pertama dengan Pak Husein. Foto oleh: Tim KKN-PPM UGM JTG27
Pertemuan Pertama dengan Pak Husein
Foto oleh: Tim KKN-PPM UGM JTG27

Selang beberapa waktu, Pak Husein tepati janjinya. Dipersilakan aku duduk di atas kapal fibernya. Pelan, kapal berkapasitas maksimal tujuh orang itu terombang-ambing di lautan dengan rute perjalanan mengitari Pulau Nyamuk. Dari lautan, rumah warga tertutup barisan nyiur dengan pantai-pantai kecil sebagai tepinya. Perairan yang dangkal dan jernih membuat sebaran terumbu karang dan tumbuhan laut dengan mudah ditangkap mata telanjang. Di timur pulau, kapal Pak Husein menepi, di sebuah daratan menyerupai pulau kecil yang berbatu, berpasir, dan hanya sedikit ditumbuhi mangrove. Namanya Ujung Molah, akan tenggelam kala air pasang. Pak Husein mengajak duduk sebentar di sana, sambil diceritakannya asal-usul Pulau Nyamuk. Nama ‘Nyamuk’ ternyata merupakan singkatan dari ‘Nyantri Mukti’ yang berarti murid yang berbakti kepada guru. Legenda yang beredar menceritakan Ujung Molah dulunya dibuat oleh kesaktian seorang wali. Namun karena ketahuan oleh masyarakat pulau, daratan itu tak selesai tergarap. Suasana sore di Ujung Molah yang dikelilingi laut dangkal jernih sungguh tentram, teriring suara Pak Husein yang samar-samar dibawa angin.

Pak Husein Menepikan Kapal di Ujung Molah. Foto oleh: Tim KKN-PPM UGM JTG27
Pak Husein Menepikan Kapal di Ujung Molah
Foto oleh: Tim KKN-PPM UGM JTG27

Melanjutkan kisah Sang Wali pemelihara Pulau Nyamuk, pada lain hari Pak Husein memandu rute travelling kuburan, terdiri dari sumur peninggalan wali, makam wali, makam sahabat wali, serta tugu (gundukan) menyerupai stupa. Makam wali bernama Syekh Abdullah Manikam ditandai dengan nisan batu karang, begitu pula dengan makam sahabat wali yang tak diketahui namanya. Sumur Wali yang berada di dekat makam dipercaya keramat oleh masyarakat. Sementara tugu menyerupai stupa ditutup kain putih. Ketika kain disibak, terlihat bagian atas tugu telah dilapisi semen dan direlief mengikuti pola aslinya, bagian bawahnya yang masih asli terbuat dari perunggu. Lantas, sejak kapan manusia mulai menghuni pulau kecil ini? Pak Husein pun tak tahu jawabnya.

Travelling Kuburan Bersama Pak Husein. Foto oleh: Tim KKN-PPM UGM JTG27
Travelling Kuburan Bersama Pak Husein
Foto oleh: Tim KKN-PPM UGM JTG27

Pak Husein mengajakku bertualang lagi, travelling gua bersejarah di lereng bukit dengan semak belukar yang tak pernah lagi dilewati orang. Ada Gua Sumur Wali yang dulunya dipakai berlindung oleh Sang Wali, terhubung dengan Sumur Wali di atasnya. Ada Gua Pande, tempat memproduksi parang dan keris. Dan Gua Kemasan, tempat memproduksi perhiasan. Ceruk yang besar-besar itu kini dibiarkan sunyi dipenuhi hawa mistis.

Pak Husein Memimpin Rute Travelling Gua Foto oleh: Tim KKN-PPM UGM JTG27
Pak Husein Memimpin Rute Travelling Gua
Foto oleh: Tim KKN-PPM UGM JTG27

Lelah berjalan, di tepi pantai Pak Husein memetik kelapa dan dikumpulkannya jadi satu. Kelapa kemudian diiris bagian atasnya, dibuang sedikit airnya, dituangi susu kental manis, lalu dibakar sampai kulitnya gosong. Kelapa Bakar khas Karimunjawa buatan Pak Husein sungguh nikmat! Aroma bakar bercampur daging kelapa empuk dan air kelapa yang manis membuatku menyesapnya sampai habis.

Kelapa Bakar a la Pak Husein Foto oleh: Tim KKN-PPM UGM JTG27
Kelapa Bakar a la Pak Husein
Foto oleh: Tim KKN-PPM UGM JTG27
Pak Husein Berlatar Sunset Foto oleh: Reza Nurdiana
Pak Husein Berlatar Sunset
Foto oleh: Reza Nurdiana

Dari semua perjalanan bersama Pak Husein, memandang sunset dari atas kapalnya adalah yang paling kusukai. Ia posisikan kapal tepat di sisi keramba ikan miliknya, menghadap lembayung yang mengantar mentari hilang ditelan laut. Saat itu, aku semakin sadar akan keindahan alam Indonesia, membuatku makin tak tega untuk merusaknya. Sementara Pak Husein yang apa adanya tampak selalu bahagia. Bukan karena uang, juga perhiasan. Tetapi karena ia selalu bersyukur atas hidupnya. Beribu terima kasih untuk Pak Husein yang baik hati karena telah membuat travelling-ku semakin bermakna.

Sunset dari Keramba Ikan Pak Husein Foto oleh: Reza Nurdiana
Sunset dari Keramba Ikan Pak Husein
Foto oleh: Reza Nurdiana
Pak Husein Ketika di Karimunjawa Foto oleh: Tim KKN-PPM UGM JTG27
Pak Husein Ketika di Karimunjawa
Foto oleh: Tim KKN-PPM UGM JTG27
Aku dan Pak Husein di Karimunjawa Foto oleh: Tim KKN-PPM UGM JTG27
Aku dan Pak Husein di Karimunjawa
Foto oleh: Tim KKN-PPM UGM JTG27

 

Lokasi Pulau Nyamuk

Tags: karimunjawapulau nyamuktourgazmtourgazmblogcontest
Previous Post

Mengunjungi Candi Barong pada Waktu Terbaik

Next Post

Merekam Warna Senja Langit Yogyakarta

Reza Nurdiana

Reza Nurdiana

Suka bertualang untuk menikmati pemandangan alam, peninggalan sejarah, budaya, dan mencicip kuliner. Sangat senang jika bisa berbagi cerita dan informasi kepada orang lain.

Related Posts

Kampung Nelayan Tanjung Binga
Catatan perjalanan

Buah Manis Pemberdayaan Kampung Berseri Astra di Bumi Malayu

Desember 31, 2020
Monumen Plataran
Catatan perjalanan

Mengenang Pertempuran Plataran

Januari 8, 2020
Desa Tanjung Binga
Catatan perjalanan

Tercurah Asa Teruntuk Tanjung Binga

Desember 16, 2019
Sunset Candi Barong Yogyakarta
Catatan perjalanan

Dolan Bareng Bojo Edisi Candi Barong

November 23, 2019
Next Post
Merekam Warna Senja Langit Yogyakarta

Merekam Warna Senja Langit Yogyakarta

Comments 9

  1. Avatar Nasirullah Sitam says:
    5 tahun ago

    Dari sekian banyak foto, paling kasian foto terakhir. Itu bapak dipaksa sama Reza buat angkat tangan 🙂 🙂

    Balas
    • Avatar aqied says:
      5 tahun ago

      reza suka maksa

      Balas
      • insanwisata insanwisata says:
        5 tahun ago

        Apalagi kalau ada orang yg bawa kamera. Selalu maksa buat difoto

        Balas
    • insanwisata insanwisata says:
      5 tahun ago

      Paksaan itu Mas. hehehe

      Balas
  2. Avatar retna says:
    5 tahun ago

    asik nih mb ceritanya, jd mupeng kesitu juga nih 🙂

    Balas
    • insanwisata insanwisata says:
      5 tahun ago

      Yuk Mba, jangan lupa ketemu Pak Husen sekalian yaa

      Balas
  3. Avatar retna says:
    5 tahun ago

    Mau banget deh mb, nanti deh ambil cuti cuss kesana..oya mb salam kenal ya 🙂

    Balas
    • insanwisata insanwisata says:
      5 tahun ago

      Salam kenal juga. Boleh. Silahkan kontak kami ya kalau ke sana. hehe

      Balas
  4. Avatar Hadi bindowi says:
    9 bulan ago

    Saya suka ke pulau nyamuk

    Balas

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

© 2019 a storyteller

No Result
View All Result
  • Tentang kami
  • Catatan perjalanan
  • Foto & Cerita
  • Portofolio
  • Kontak

© 2019 a storyteller