Harfat Jaya merupakan sebuah homestay yang terletak di Kampung Harapan Jaya, Misool Selatan, Raja Ampat. Harfat Jaya adalah homestay pertama yang didirikan di Misool. Nama Harfat Jaya diambil dari nama pemilik homestay, Pak Harun dan Bu Fatma. Dua tokoh inilah yang menjadi roda penggerak pembangunan pariwisata di Misool. Sebagai masyarakat lokal yang telah lama tinggal di Harapan Jaya, tim Insanwisata dan Sahabat Misool semakin tertarik untuk berguru kepada pemilik homestay tersebut. Ditemui di sela-sela aktivitasnya, Pak Harun duduk di kursi rotan sambil mengunyah pinang.
Bagaimana awal mula membangun Harfat Jaya ?
“Di sini Bapak sebagai orang tua, tentunya tak mau kalah dengan anak muda. Misool itu cantik, banyak tempat wisatanya. Namun sayang, tak ada yang sadar untuk potensi Misool. Bapak sebagai orang tua, masih punya banyak semangat membangun homestay ini dari nol. Dulunya rumah bapak ini adalah gudang minyak. Sampai orang banyak bertanya pada bapak, kenapa juragan minyak tinggalnya di gudang minyak? Hahaha. Bapak dan Ibu tidak pernah mengira bisa seperti ini. Dulu rumah juga tak sebesar ini. Bapak memulainya bersama anak bapak, Ismail. Bapak punya kenalan banyak di pemerintah, orang kapal, dan di Waisai untuk bisa mendatangkan tamu. Ya, mungkin ini rejeki dari Allah yang diberikan kepada bapak”.
Pak Harun tak pernah berbicara pelan. Semangatnya selalu berkobar, terlihat dari nada bicaranya yang menggebu-gebu sambil mengunyah pinang dan menghisap batang rokok di tangannya. Pak Harun Sapua dikenal sebagai tokoh di Kampung Harapan Jaya, Raja Ampat. Berkat semangatnya, ia menciptakan peluang baru lewat temuan spot foto udara bernama Dapunlol, atau lebih dikenal dengan nama puncak Harfat Jaya.
“Dulu saya keliling bersama Ismail untuk mencari tempat-tempat terindah. Sudah sangat lama sekali, bertahun-tahun. Akhirnya bapak menemukan tempat foto udara yang jauh lebih indah dari Wayag. Bersama orang kampung saya naik ke atas. Percaya tidak? Bapak yang sudah tua begini bisa naik sampai puncak? Bapak punya semangat. Kita membuat jalur treking menuju Puncak Harfat Jaya. Menggunakan kayu-kayu bekas bangunan homestay bapak. Sekarang, sudah banyak yang datang ke sana. Kemarin juga diliput Trans 7”.
Puncak Harfat Jaya merupakan puncak spot foto udara untuk melihat pulau Misool dari ketinggian. Nama Puncak Harfat Jaya juga diambil dari nama Pak Harun Sapua dan Bu Fatma.
Apa yang terpenting dari pariwisata di Misool ?
“Yang terpenting adalah komunikasi dan transportasi. Bagaimana tidak ? Dulu orang mau masuk ke Misool sangat sulit. Harus menunggu kapal yang tak jelas jadwalnya. Beruntung bapak dulu adalah orang kapal. Punya banyak kenalan di kapal. Kapal Fajar Indah masuk juga karena bapak. Sekarang, orang sudah bisa ke Misool lewat Fajar Indah. Jadi tamu-tamu bapak bisa bersandar di Yellu, dan nanti bapak yang menjemput mereka”.
“Yang kedua adalah komunikasi. Banyak orang yang datang kesini mengeluhkan tidak ada sinyal HP. Beruntung di Yellu sudah ada tower. Tapi mau tidak mau kita harus memperbaiki transportasi dan komunikasi. Kalau keduanya ini bagus, bapak berani bertaruh. Pariwisata di Misool akan maju”.
Kapal Fajar Indah merupakan kapal satu-satunya yang menghubungkan antara Sorong dan Misool. Kapal ini dijadwalkan berangkat dari Sorong ke Misool satu pekan sekali di hari Jum’at, dan dijadwalkan kembali ke Sorong pada Sabtu siang. Tak banyak yang bisa disinggahi kapal Fajar Indah, hanya dua kampung di Misool Selatan, yaitu Kampung Yellu dan Fafanlap.
Saat ini, bagaimana peran masyarakat terhadap pembangunan pariwisata di Misool ?
“Ada sebagian masyarakat yang sudah sadar manfaat pariwisata, termasuk bapak. Tapi lebih banyak lagi yang ga mau ambil pusing pariwisata di sini. Padahal kalau bicara Misool, semua ada di sini. Mau menyelam, foto udara, bulan madu, budaya, makanan kuliner, semua ada di Misool”.
“Bapak telah lama mengajak masyarakat. Mereka bapak libatkan untuk bantu-bantu di homestay. Saat ini bapak punya lima pemandu, satu koki (istri Ismail), dan dua office boy. Kalau waktu-waktu ramai, bisa lebih banyak lagi. Bapak ambil dari orang sini untuk kerja freelance”.
Tak hanya itu, Pak Harun Sapua dikenal sebagai orang yang dermawan dan semangat membangun daerahnya. Saat ditemui, Pak Harun beserta keluarga juga kedatangan tamu Dive Master dari Manado, Pak Ken. Ia diundang untuk melatih pemandu (termasuk masyarakat kampung) dalam kegiatan diving dan guiding. Menurut Ismail (Manager Harfat Jaya), homestay-nya juga direncanakan menjadi Dive Center di kawasan Misool Selatan.
Bicara soal kepuasan tamu, tim insanwisata memberanikan diri untuk bertanya latar belakang tamu yang menginap di Homestay Harfat Jaya.
“Trans 7 sudah pernah ke sini. Waktu itu bapak dan masyarakat yang menemani mereka untuk melihat upacara pemasangan samson. Riyanni Djangkaru juga mengenal Bapak. Bulan depan akan ada tamu rombongan yang menginap di homestay bapak. Kadang ada juga wisatawan internasional. Setiap waktu kita harus siap dengan tamu. Karena komunikasi di sini kurang baik. Mereka sangat senang bersama bapak. Bapak selalu semangat jika tamu bapak lebih muda dan bisa diajak sharing bersama bapak”.
Misool kini semakin berkembang dengan hadirnya homestay-homestay yang dibangun oleh masyarakat. Ditambah lagi dengan adanya dukungan dari Pemerintah Daerah Kabupaten Raja Ampat dalam menyiapkan daerahnya sebagai Kabupaten Bahari. Inisiasi dari pihak pemerintah tentunya harus didukung oleh partisipasi masyarakat lokal, baik yang bersifat gagasan maupun finansial, agar pengembangan pariwisata dapat berfungsi sebagai impuls bagi perbaikan taraf hidup mereka.
Selain Harfat Jaya, Misool juga memiliki beberapa homestay seperti Wag Map Homestay, Panun Paradise, sampai penginapan berkelas seperti Misool Eco Resort.
Narasumber : Harun Sapua (Owner Harfa Jaya) , Ismail (Manager Harfat Jaya)